Search

Suriani dan Karian; Lajang Miskin Tinggal di Gubuk Reyot di Klungkung - Jawa Pos

BALI EXPRESS, KLUNGKUNG - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ingin menuntaskan bedah rumah untuk warga kurang mampu di Kabupaten Klungkung hingga 2020. Salah satu warga yang menanti programnya adalah Ni Wayan Suriani,50, warga Dusun Gembalan, Desa Selat, Klungkung yang tinggal di gubuk reyot bersama bibinya Ni Wayan Karian yang usianya sekitar 70 tahun. Seperti apa?

Kedua wanita tersebut lajang. Tempat tinggalnya jauh dari pemukiman warga. Sekitar 1 kilometer dari jalan raya Desa Selat. Untuk menjangkau gubuk itu harus jalan kaki lantaran jalan sempit dan melewati tegalan warga. Pekarangan tempat tinggalnya ada di tengah tegalan warga lain. Di pekarangan tak sampai 2 are itu berdiri dua bangunan. Dilihat dari bahannya yang terbuat dari tanah, itu merupakan bangunan lama. Dari dua bangunan itu hanya satu yang bisa ditempati. Itu pun kondisinya memprihatinkan. Hanya ada satu ruangan dan sempit. Di sana mereka tidur berdesakan. Tidak ada aliran listrik ke sana. Penerangan menggunakan lampu teplok.

Sedangkan satu bangunan lagi tak bisa ditempati. Tidak berisi atap. Temboknya retak parah akibat bencana gempa bumi 2018 lalu. Untuk keperluan memasak, mereka membuat emper dengan bahan seadanya yang dipungut di tegalan tetangga. “Kami hanya punya pekarangan ini saja. Tegalan di sekitarnya milik tetangga,” jelas Suriani sambil menunjukkan tegalan di sekitarnya. Suriani mengaku sejak kecil tinggal bersama Karian di sana. Ayah dan ibunya cerai saat Suriani masih kecil. Ayahnya menikah lagi dan tinggal di wilayah Desa Selat.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Suriani mengandalkan hasil maburuh memetik bunga pacar. Saat harga bunga mahal, dia bisa dapat Rp 40 ribu per hari. Sedangkan saat harga murah, dia hanya membawa pulang uang Rp 15 ribu per hari. Itu juga tergantung musim bunga dan kebaikan warga yang mau menjadikannya buruh. Agar dapur tetap ngepul, Suriani sering memungut berbagai jenis buah dan kayu bakar di sekitar rumahnya. “Orang-orang di sini baik. Kalau sudah buahnya jatuh, seperti kelapa, durian dan lainnya boleh diambil. Itu saya jual,” terangnya.

Tanpa mengabaikan kepedulian Pemkab Klungkung, Suriani menyebutkan bahwa kesehatannya ditanggung JKN-KIS. Sakit tinggal menunjukkan kartu di pelayanan kesehatan. Dia juga setiap bulan mendapat beras dan beberapa telur. Berkat bantuan perintah, air sudah mengalir di sana. Dia juga beberapa kali mendapat bantuan dari donatur. Seperti kemarin, komunitas sosial Belawa Kabinawa dan Poros Muda Kemanusian memberikan bantuan sembako, kebutuhan mandi dan uang tunai.

Namun demikian, Suriani menegaskan bahwa ia dan bibinya butuh rumah yang layak agar bisa tidur nyenyak tanpa dihantui rumah roboh. “Bocor tidak, tapi takut nanti roboh,” ungkap dia.

Terhadap kondisinya saat ini, Suriani mengaku sempat disambangi Suwirta. Orang nomor satu di Klungkung itu memastikan akan memberikan bantuan bedah rumah. Tapi belum jelas kapan terealisasi. Sekitar sebulan lalu didatangi petugas dari Pemkab Klungkung mengambil foto kondisi rumahnya. Saat ditanya kepastian bedah rumah, petugas itu memberi jawaban gabeng. “Ibu tiang metaken, malih pidan polih bedah rumah (bibi saya bertanya, kapan dapat bedah rumah,Red). Jawabne ten uning (Jawabannya tidak tahu),” tutur Suriani lalu tertawa teringat jawaban petugas tersebut. Ia berharap secepatnya dapat bedah rumah, karena ketika rumahnya roboh, mereka tidak ada lagi tempat berteduh.

Belum ada konfirmasi dari Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Klungkung Ida Bagus Anom Adnyana. Saat dikonfirmasi, terdengar nada sambung namun tak direspons.

(bx/wan/yes/JPR)

Let's block ads! (Why?)

https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/02/24/121389/suriani-dan-karian-lajang-miskin-tinggal-di-gubuk-reyot-di-klungkung

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Suriani dan Karian; Lajang Miskin Tinggal di Gubuk Reyot di Klungkung - Jawa Pos"

Post a Comment

Powered by Blogger.