Search

PLTU Paiton Kerap Gangguan, Ketenagalistrikan Masa Depan Perlu Ditingkatkan

JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menilai, terputusnya aliran listrik di sebagian Pulau Jawa dan Bali pada 5 September 2018 lalu karena gangguan pembangkit listrik Paiton di Probolinggo, Jawa Timur, menunjukkan belum stabilnya sistem ketenagalistrikan Tanah Air.

Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menyatakan, kejadian yang terjadi beberapa kali pada akhir-akhir ini, menimbulkan pertanyaan publik akan kemampuan PLN memenuhi kebutuhan listrik negeri. Perusahaan plat merah tersebut seolah kewalahan dengan seluruh tanggung jawab yang diemban, yakni melakukan kerja dari hulu hingga hilir.

BERITA TERKAIT +

Baca Juga: Listriki 9 Pulau di Madura, PLN Siapkan Rp45 Miliar

PLN bertanggung jawab mulai dari membangun infrastruktur kelistrikan, mengoperasikan 70% pembangkit listrik dan nyaris 100% jaringan transmisi dan distribusi, serta menyalurkan kepada pelanggan di seluruh Indonesia.

"Bahkan, hingga seleksi dan negosiasi tarif listrik dengan produsen listrik swasta atau IPP (Independent Power Producer) semuanya dilakukan PLN sendiri," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/9/2018).

Saat ini pelanggan PLN mencapai 65 juta rumah tangga dan dipastikan akan terus bertambah ke depannya. Menurut dia, sudah dapat diperkirakan beratnya tantangan PLN untuk tidak hanya terus menyediakan listrik, namun juga menjaga kualitas pelayanan.

Baca Juga: Surat Utang PLN Dapat Peringkat Triple A

“Struktur pasar ketenagalistrikan saat ini sangat bergantung pada PLN, karenanya syarat utama keandalan struktur ini adalah PLN harus sehat baik secara keuangan maupun keandalan pengoperasian. Sedikit saja kesehatan PLN terganggu maka keseluruhan sistem ketenagalistrikan di tanah air akan terganggu” jelasnya.

Heru juga merujuk pada berbagai kemajuan teknologi di pembangkitan, transmisi dan distribusi, optimalisasi operasi, inovasi EBT (Energi Baru dan Terbarukan), serta digitalisasi.

Teknologi baru seperti smart grid, big data dan AI (Artificial Intelligence), distributed energy resources, blockchain, cyber security, dan beragam teknologi baterai telah mewarnai industri ketenagalistrikan.

"Saat ini, dunia sedang menyambut era prosumer (producer dan consumer) dan enernet (energy on internet) dan kebangkitan EBT. Kemajuan teknologi yang sangat pesat mendorong kita untuk mulai memikirkan peran PLN dan struktur pasar ketenagalistrikan di masa depan," imbuhnya.

Dia menjelaskan, kebijakan dan regulasi perlu disiapkan untuk mengantisipasi perubahan besar yang dihasilkan dari revolusi teknologi yang akan berujung pada perubahan bisnis model.

Di masa depan, dengan semakin murahnya baterai maka akan semakin banyak mobil listrik. Dengan semakin murahnya panel surya, masyarakat bisa memilih menjual listrik yang diproduksi melalui jaringan listrik atau dikonsumsi sendiri.

"Semua energi yang tersedia di konsumen bisa diiklankan lewat internet dan antar konsumen bisa langsung melakukan jual beli. Inilah yang disebut enernet, energy on internet," katanya.

(Feb)

Sebelumnya

1 / 2

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/09/25/320/1955405/pltu-paiton-kerap-gangguan-ketenagalistrikan-masa-depan-perlu-ditingkatkan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "PLTU Paiton Kerap Gangguan, Ketenagalistrikan Masa Depan Perlu Ditingkatkan "

Post a Comment

Powered by Blogger.