Dari hasil Sidak tersebut diketahui sudah banyak pelaku usaha yang sudah beralih dari Elpiji 3 kg bersubsidi bahkan mengakui akan keunggulan Elpiji non-subsidi. Salah satunya, Ilham yang mengaku sudah hampir 2 tahun menggunakan Bright Gas 12 kg untuk keperluan usahanya.
"Lebih irit dan praktis, isinya lebih terjamin dan mudah cari isi ulangnya," kata Ilham, dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2019).
Selain itu, lanjut Ilham, penggunaan Bright Gas juga membuat lebih aman karena tabung pink tersebut memiliki double spindlevalve system atau katup ganda. Sebab, jika salah satu katup bermasalah, masih ada katup lainnya yang menjaga keseimbangan tekanan dalam tabung.
Hal sama juga terjadi di restoran milik Risna di jalan Otista, Kabupaten Garut yang sudah menggunakan Elpiji Bright Gas 5,5 kg, untuk usaha warung nasinya.
Risna mengatakan penggunaan Bright Gas membuatnya lebih jarang mengganti tabung. Sebelumnya, saat ia masih menggunakan tabung Elpiji subsidi 3 kg dalam waktu beberapa hari sudah habis.
"Ya lebih praktis saja nggak bolak balik ganti, dan lebih tenang saya nggak perlu berebut cari isi ulang Elpiji seperti waktu masih pakai tabung melon," kata Risna.
Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Dewi Sri Utami menilai kesadaran pengusaha kuliner di Garut ini tak lepas dari peran pemerintah setempat bersama Pertamina dan Hiswana Migas yang gencar melakukan sosialisasi penggunaan Elpiji Non-Subsidi bagi pengusaha kuliner di kota dodol tersebut.
Dewi mengatakan sidak kali ini ditujukan untuk melihat konsistensi para pengusaha kuliner untuk tetap menggunakan Elpiji Non-Subsidi. Selain itu juga untuk memberikan apresiasi kepada para pengusaha kuliner yang sudah mengikuti kebijakan Elpiji tepat sasaran.
Simak Video "Elpiji 3 Kg Langka di Makassar, Pertamina: Beli di Pangkalan"
[Gambas:Video 20detik]
(mul/mpr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemilik Restoran di Garut Ungkap Alasan Pakai Elpiji Non Subsidi - detikFinance"
Post a Comment