"Jadi Bupati, Saya Berani Hidup Miskin"

\ News \ Pilkada Serentak

Pilkada Serentak 2020

Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan dari Partai PPP, Ahsin Purwoko (Foto suaramerdeka.com/Agus Setiawan)

KAJEN, suaramerdeka.com - Kasak-kusuk perbincangan sejumlah nama bakal calon bupati dan wakil bupati pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 sudah mulai ramai dibeberapa forum. Bahkan, di lingkungan kantor DPRD Kabupaten Pekalongan, terutama di kalangan anggota DPRD pembicaraan mengenai siapa yang bakal maju dalam pilkada sudah menjadi isu utama dalam perbincangan.

Usai pelaksanaan Rapat paripurna dengan agenda Penyampaian jawaban bupati atas pandangan umum fraksi-fraksi atas Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2018, sejumlah kalangan anggota DPRD juga tampak serius namun santai membicarakan terkait isu Pilkada 2020, terutama mengenai siapa yang bakal diusung para partai politik atau calon indenpenden yang bakal maju pada konstestasi lima tahunan itu.

Salah satu nama yang disebut-sebut bakal maju sebagai calon bupati pada Pilkada 2020 adalah Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan dari Partai PPP, Ahsin Purwoko. Di hadapan sejumlah awak media yang bertugas di Kabupaten Pekalongan, ia menyampaikan kesiapannya maju sebagai bakal calon bupati.

Bahkan, dirinya yang pada Pileg 2019 terpilih kembali sebagai Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan di daerah pemilihan Kecamatan Bojong, Sragi, dan Kesesi itu menyatakan berani hidup miskin apabila terpilih menjadi bupati. "Saya berani miskin, saya lebih baik mati kelaparan, sudah itu saja. Ketika menjadi kepala desa juga saya miskin. Artinya masyarakat senang," ucapnya.

Mengenai hal tersebut, ia mengklaim telah mendapatkan dukungan dari partainya, yaitu Partai PPP dan sejumlah partai lainnya. "Insya Allah PPP sendiri mendukung, dan partai lainnya juga mendukung," kata dia.

Namun, lanjut Ahsin Purwoko yang pada Pileg 2014 maju di daerah pemilihan Kecamatan Kandangaserang, Paninggaran dan Kajen itu menyatakan, perolehan kursi Partai PPP pada Pileg 2019 hanya lima kursi. Artinya untuk mengusung pasangan calon harus koalisi dengan partai lain. Sebab berdasarkan aturan untuk mengusung pasangan calon minimal harus ada sembilan kursi.

Untuk itu, pihaknya saat ini masih terus melakukan komunikasi partai lainnya. "Kalau saya sendiri mengingingkan bisa bergabung dengan PAN dan Gerindra," ujarnya.

(Agus Setiawan/CN19/SM Network)

Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)