
Namun, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi buru-buru membantah. "Enggak," ujarnya kepada awak media ketika ditanya mengenai rencana subsidi tersebut, Senin (8/4/2019) di kantornya.
Sejauh ini, Menhub enggan terlalu jauh mengintervensi kebijakan maskapai dalam penentuan variasi tarif. Dia mengaku memberi kelonggaran untuk maskapai, namun tetap harus diperhatikan aspek keterjangkauan masyarakat.
"Batas atas bawah tetap, sub classes yang akan kita [...]. Saya harapkan tidak dilakukan apabila maskapai memberikan harga yang bervariasi, terutama berkaitan dengan tarif, tarif terjangkau bagi masyarakat. Saya tidak akan melakukan itu, jangan dipaksakan saya untuk bikin itu," urainya.
Sebelumnya, wacana subsidi agar tiket pesawat murah mencuat setelah Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B Pramesti, berkata akan melakukan pembahasan.
"Kita gak bisa sendiri, untuk komponen harga tarif bukan kewenangan Kemenhub sendiri, ada ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), BUMN (Kementerian Badan Usaha Milik Negara), Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) soal kurs segala macam. Kita akan bicarakan [kemungkinan subsidi]," kata Polana Jumat (5/4/2019) lalu.
Polana juga sempat menyinggung perumusan aturan sub classes yang direncanakan Menhub. Namun, lagi-lagi dia tak ingin buru-buru.
"Itu nanti kita masih pikirkan karena kita kan tidak mengatur bisnis ya, itu biar ranahnya maskapai. Kalau kita terlalu atur bisnis, maskapai kalau ada apa kan perlu ada tanggung jawab juga. Kecuali kalau maskapainya bersubsidi. Itu lain lagi," paparnya.
"Selama ini kan kita gak ada yang subsidi kecuali pesawat perintis. Jadi masih membiarkan maskapai mempunyai ruang untuk mengatur bisnisnya," pungkasnya.
Simak video penjelasan Kemenhub terkait harga tiket pesawat di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190408141229-4-65187/tiket-pesawat-mahal-mungkinkah-pemerintah-beri-subsidiBagikan Berita Ini
0 Response to "Tiket Pesawat Mahal, Mungkinkah Pemerintah Beri Subsidi? - CNBC Indonesia"
Post a Comment