JAKARTA – Usaha makanan dan minuman memang menjanjikan, buktinya olahan lidah buaya skala rumah tangga pun cepat meraup untung. Buku 31 Inspirasi Bisnis di Masa Krisis yang diterbitkan Majalah Flona pada cetakan kedua tahun 2009 membagikan berbagai inspirasi berbisnis yang gampang dilakukan dan hanya mengeluarkan modal kecil tapi menguntungkan. Salah satu bisnis yang dirintis adalah olahan lidah buaya atau aloevera.
Nuke Sri Wahyuningsih ialah Ketua Usaha Wijaya Kusuma sekaligus pemilik olahan lidah buaya yang tinggal di Kecamatan Katulampa, Bogor. Nuke bersama 3 orang karyawannya pada saat itu sedang mengupas lidah buaya karena banyak pesanan yang datang. Ia memproduksi lebih banyak dari kapasitas per bulan biasanya.“Ada pesanan, jadi harus produksi dua kali lipat dari biasanya,” kata Nuke.
Baca Juga: Budidaya Ikan Congo Tetra, Peluang Cerah si Sisik Indah
Banyaknya peminat dan pasar lidah buaya masih luas, Nuke pun menjadikannya suatu usaha. Dengan dibantu saudara dan rekan kerja di Dinas Agribisnis, Nuke mulai menggaet pasar. Lama kelamaan, produknya semakin dikenal.
Menurutnya, bisnis semacam ini harus selalu memperhitungkan komponen biaya tidak tetap. Misalnya bahan bakar gas, bahan baku segar, dan kemasan plastik. Namun melonjaknya harga komponen tersebut, bisa diatasi dengan menaikkan harga jual dan penambahan kapasitas produksi. Selain itu, untuk menghemat biaya transportasi, sebaiknya tempat ketersediaan bahan baku juga tidak jauh dengan tempat produksi.
Analisis Usaha
Produksi 2.000 cup ukuran 200 ml dan 2.000 botol untuk ukuran 250 ml
Periode : 1 bulan
Biaya Investasi
1. 1 set cup sealer = Rp3.000.000
2. Alat lain (kompor, panci, tabung gas,dll) = Rp2.000.000
Total Investasi = Rp5.000.000
Biaya Tetap
1. Penyusutan cup sealer Rp3.000.000 : 12 = Rp250.000
2. Penyusutan alat lain Rp2.000.000 : 12 = Rp166.666
Total biaya tetap = Rp416.666
Baca Juga: Panen Untung dari Bisnis Pembenihan Ikan Mas, Ini Caranya
Biaya Tidak Tetap
1. Listrik = Rp200.000
2. Air = Rp150.000
3. Tenaga kerja 3 orang @ Rp25.000 per hari ( 5hari) = Rp375.000
4. Lidah buaya (Aloevera) = Rp1.176.000
5. Bahan lain = Rp500.000
6. Kemasan botol + label @1.025 x 2.000 = Rp2.050.000
7. Kemasan cup + label @ Rp500 x Rp2.000 = Rp1.000.000
8. Pengisian 2 tabung gas @ Rp52.000 = Rp104.000
Total biaya tidak tepat = Rp5.555.555
Biaya produksi
Biaya tetap + Biaya tidak tepat
Rp416.666 + Rp5.555.555 = Rp5.971.666
Hasil Usaha
1. Penjualan 2.000 kemasan cup kecil @ Rp3.500 = Rp7.000.000
2. Penjualan 2.000 kemasan gelas 250 ml @ Rp5.000 = Rp10.000.000
Hasil penjualan = Rp17.000.000
Keuntungan
Hasil usaha – biaya produksi
Rp17.000 – Rp5.971.000.666 = Rp11.028.334
Jangka Waktu Balik Modal
(Biaya investasi + biaya produksi) : (keuntungan x periode)
(Rp5.000.000 + Rp5.971.666) : (Rp11.028.334 x 1) = 0.994 periode
Catatan
- Lidah buaya adalah pelepah kualitas I siap prose. Harga Rp1.200 per kg. Untuk membuat 4.000 kemasan dibutuhkan 980 kg dan pelepah yang bisa menjadi 98 kg lidah buaya murni.
(kmj)
http://economy.okezone.com/read/2018/10/19/320/1966254/bisnis-olahan-lidah-buaya-ternyata-untungnya-berlipat-lipatBagikan Berita Ini
0 Response to "Bisnis Olahan Lidah Buaya, Ternyata Untungnya Berlipat-lipat"
Post a Comment