CIREBON– Belanja atau penggunaan alokasi dana desa di Kabupaten Cirebon disebut belum efektif. Itu terlihat dari masih banyaknya keberadaan desa-desa tertinggal di Kabupaten Cirebon.
Aktivis Cirebon, Rizky Pratama menjelaskan, kondisi tersebut harus disikapi secara positif oleh desa-desa dan pihak-pihak yang ada dalam instrument pengawasan dan pendampingan. Agar program-program yang digelar bisa tepat sasaran dan mendongkrak IDM.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon Junaedi ST menyampaikan, tujuan dari dana desa adalah untuk mengentaskan desa-desa tertinggal dan memperbanyak desa-desa mandiri. Namun saat ini, masih ada 12 desa di Kabupaten Cirebon yang masuk kategori desa tertinggal.
“Kemendes mengeluarkan Permendesa untuk mengukur efektivitas dana desa. Sejauh ini, sejak dana desa digulirkan tahun 2015, di Kabupaten Cirebon masih belum optimal dan target yang dituju masih belum tercapai. Bahkan ada desa yang sama sekali tidak mengalokasikan anggaran untuk program pemberdayaan masyarakat,” ujar Junaedi.
Untuk melihat angka Indeks Desa Membangun (IDM) digunakan beberapa indicator, di antaranya indeks ketahanan sosial, ekonomi dan lingkungan.
“Dari parameter yang ada tersebut, kemudian ada rumus dan hitung-hitungannya. Ada angka 0 sampai 1. Yang mendekati angka satu berarti desa mandiri, yang mendekati angka 0 berarti desa tertinggal,” imbuhnya.
Dari data yang ia miliki saat ini, hanya ada dua desa yang masuk ke dalam kategori desa mandiri, yakni Desa Cilengkrang, Kecamatan Pasaleman dan Desa Jungjang Arjawinangun.
“Ini mengindikasikan penggunaan dana desa masih belum optiomal dan belum tepat sasaran. Masih banyak yang perlu diperbaiki di dalam belanja dana desa. Saat ini, di luar 12 desa tertinggal dan 2 desa maju juga ada 311 desa berkembang dan 87 masuk kategori desa maju,” jelasnya. (dri)
https://radarcirebon.com/rizky-penggunaan-dana-desa-belum-efektif.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Rizky: Penggunaan Dana Desa Belum Efektif - Radar Cirebon"
Post a Comment