Suara.com - Di tengah-tengah peserta aksi Gejayan Memanggil, ada seorang emak-emak yang berorasi.
Aksi Gejayan Memanggil 2 tak hanya menyuarakan penolakan RKUHP dan mendesak pengesahan RUU P-KS. Namun ada juga seorang emak-emak yang mewakili Kaum Miskin Kota.
Sesaat sebelum tiba di titik kumpul pertigaan Gejayan, massa yang berangkat dari UIN Sunan Kalijaga berhenti sejenak di depan RRI.
Usai orasi dari mahasiswa, tiba-tiba ada seorang emak-emak yang naik ke atas mobil pikap dan berorasi.
"Kalau orang terlantar (menggelandang) di jalan mau dipenjarakan, kalian setuju nggak?" Teriak emak-emak yang disahut penolakan kompak oleh mahasiswa peserta aksi.
"Orang menggelandang di jalan itu cari hidup, bukan cari mati!"
"Orang (yang menggelandang) itu membantu membersihkan jalan dari batu, dari botol air mineral. Kami miskin bukan karena kami yang ingin. Meski Saya tidak berpendidikan, tapi pengalaman saya lebih dari kalian (mahasiswa),"
Emak-emak itu mempermasalahkan perihal pasal penangkapan orang yang menggelandang.
"Sekarang salah Saya apa? Masalah Saya apa? Kenapa Saya (terancam) ditangkap? Bukankah Saya mengemis untuk DPR?"
Di akhir orasinya, emak-emak itu menyindir keras DPR "Mereka (DPR) itu tidak tuli (telinganya) tidak buta (matanya) tapi hatinya!"
Untuk diketahui, Aksi Gejayan Memanggil 2 diikuti oleh mahasiswa, buruh, tani, masyarakat umum hingga pelajar STM. Sebelum menggelar long march, massa berkumpul di beberapa titik konsentrasi di Yogyakarta seperti di Bundaran Universitas Gajah Mada atau UGM.
Mereka yang berseragam identitas kampus turut membentangkan poster protes revisi undang-undang bermasalah dan berbagai kritik untuk DPR.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suara Kaum Miskin Kota di Aksi Gejayan Memanggil 2: Saya Mengemis untuk DPR - Suara.com"
Post a Comment