Liputan6.com, Jakarta - Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengungkap banyak siasat untuk melindungi pengguna Bukalapak agar tak jadi korban penipuan digital. Kasus yang terjadi kerap berupa phising dan social engineering yang mengancam data dan rekening seseorang.
Ada upaya offline dan online yang dilakukan Bukalapak. Upaya offline dilakukan bersama komunitas pelapak yang tersebar di sekitar 150 kota agar membantu edukasi.
"Kita punya komunitas pelapak yang tersebar di kurang lebih 150 kota. Kita kadang-kadang menitipkan hal ini, kita punya beberapa konten-konten terkait dengan fraud mitigation dan fraud prevention yang mungkin bisa sekali di-sounding ke teman-teman," ujar Fajrin di acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019, Senin (23/9/2019) di JCC, Jakarta.
Sementara, upaya online dilakukan lewat platform Bukalapak. Pembeli atau mitra Bukalapak sering dikirimkan push-notification agar mereka tak sembarangan memberikan nomor telepon, nomor rekening, atau mengirim transfer ke sembarang orang.
Fajrin mengungkap Bukalapak juga punya sistem perlindungan internal agar mencegah insider fraud. Pertama, karyawan yang mau masuk Bukalapak harus melalui background check, kemudian mereka pun tak bisa mengakses sistem yang bukan ranah mereka.
"Kita make sure dari sisi karyawan, dari masuk ada background checking, ketika di dalam karyawan hanya bisa mengakses bagiannya saja," ujar Fajrin yang berkata dirinya pun tak bisa asal mengakses sistem.
Tak hanya itu, Fajrin pun turut mengharapkan bantuan edukasi dari media. Ia mengajak media agar bisa menulis konten-konten edukatif seperti tips dan trik untuk mencegah terjadinya penipuan digital
Go Digital, Bukalapak Ajak 1.000 Mitra UMKM Gunakan QRIS
Metode pembayaran digital tampaknya kini tak hanya dijalankan oleh pusat perbelanjaan besar di ibu kota saja. Dalam rangka menyongsong inklusi keuangan, pembayaran digital kini juga merambah ke perorangan atau warung-warung di sekitar perumahan warga.
Yogi, Salah satu mitra Bukalapak, kini ikut mengimplementasikan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) yakni metode pembayaran digital yang baru saja diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 17 Agustus lalu.
Warung milik Yogi pun kini dapat diakses seluruh penerbit uang berbasis elektronik server seperti DANA, LinkAja, Ovo, Gopay dan lainnya.
"Baru setahun ini mencoba jadi mitra Bukalapak dan warga sekitar sudah mulai membiasakan pakai QR Code kalau mau bayar," ucap Yogi kepada Liputan6.com di Jakarta Rabu (21/8/2019).
Chief Finansial Office Bukalapak Natalia Firmansyah mengatakan, pada tahap pertama, Bukalapak meluncurkan sistem pembayaran QRIS pada 1.000 mitra Bukalapak di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
"1.000 mitra ini macam-macam, mulai dari warung, tambal ban sampai penjual makanan seperti tukang cilor, tukang ketoprak, tukang bakso. Jadi sekarang mereka ini sudah mulai mengadopsi teknologi dalam praktik bisnisnya," ujarnya.
Di sisi lain, VP Online to Offline Bukalapak Rahmat Danu Andika mengungkapkan, pendapatan para mitra tercatat naik sampai 10 persen. Itu disebabkan pembayaran e-wallet langsung dirasakan oleh para pelanggan warung.
"Kami optimistis bahwa sistem QRIS dapat menjembatani gap dan membawa warung menjadi relevan dengan perkembangan zaman saat ini," terang dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jurus Presiden Bukalapak Lindungi Keamanan Digital Konsumen"
Post a Comment