Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta baru saja menggaet fInstitute for Transportation and Development Policy Indonesia (ITDP) untuk penyempurnaan akses pejalan kaki dan pesepeda di area MRT. Langkah ini dilakukan karena infrastruktur dirasa belum memadai apalagi memberikan jaminan kenyamanan dan keselamatan.
Direktur ITDP Asia Tenggara Yogi Adiwinarto akan melakukan studi komprehensif agar hasilnya bisa langsung diimplementasikan. "Kami akan melakukan studi akurat agar hasil penelitian benar-benar dapat direalisasikan, tidak hanya berupa studi saja," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Beberapa poin yang mungkin bisa direferensikan ke dalam studi diantaranya pengadaan signage atau tanda di fasilitas publik terkait akses MRT Jakarta, misalnya di jalan. Kemudian penerangan di trotoar agar keselamatan pejalan kaki di malam hari bisa terjamin.
"Pengadaan signage misalnya, yang diletakkan di jalan, itu dirasa bisa lebih membantu daripada harus memasang rambu, selain itu juga bisa memeriahkan lingkungan agar tidak monoton," tuturnya.
Selain itu, pemetaan jalur sepeda juga akan digagas, yang konsepnya sama seperti jalur disabilitas. Jadi, pesepeda diarahkan untuk lewat jalur tersebut. Namun hal ini mungkin tidak akan direalisasikan segera, karena fokus saat ini lebih dititikberatkan ke akses pejalan kaki.
Sementara untuk mendukung hal ini, MRT Jakarta telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait kebijakan dan anggaran. Diharapkan, aksesibilitas pejalan kaki dan pesepeda yang nyaman bisa menarik warga Jakarta untuk terus menggunakan transportasi umum, sehingga Jakarta bisa bebas macet.
Di Atas Target, Penumpang MRT Jakarta Capai 80 Ribu per Hari
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa sebanyak 80 ribu warga di provinsi itu menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT) setiap hari.
"Pada awalnya target penumpang MRT per hari hanya 65 ribu, namun saat ini telah mencapai angka di atas 80 ribu," kata dia, dkutip dari Antara, Kamis (20/6/2019).
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk hasil kerja sama semua pihak sejak dimulainya proyek MRT fase 1 hingga bisa dioperasionalkan.
Ia menilai dengan cukup tingginya kemauan masyarakat menggunakan transportasi umum seperti MRT diharapkan mampu menekan angka kemacetan di Ibu Kota.
Apalagi, lanjut dia, pemerintah juga ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum mulai dari tiket, rute, manajemen, pola pembayaran dan lain sebagainya dengan tujuan lebih banyak lagi warga Jakarta yang menggunakan MRT.
Menurut Anies, membangun saja tanpa mengintegrasikan tidak akan memberikan insentif kepada masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa kendaraan umum jangan hanya dipandang sebagai alat untuk memindahkan badan dari satu tempat ke tempat lainnya, tapi juga mengintegrasikan masyarakat termasuk kesempatan berinteraksi.
Fase 2
Sementara itu, Direktur konstruksi pembangunan MRT fase 2 Silvia Halim mengatakan pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemerintah dan melaporkan perkembangannya secara berkala.
"Tentunya nanti juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan sebagai kementerian terkait yang juga berhubungan dengan perizinan MRT," ujarnya.
Terkait kelanjutan fase 2, ia memastikan keselamatan para pekerja dengan memilih kontraktor yang berpengalaman.
Selain itu, kontraktor harus mempunyai sistem keselamatan sehingga pembangunan MRT dapat dipastikan aman untuk pekerja dan kendaraan yang lewat di sekitar area.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Moda transportasi MRT Jakarta bersiap angkut penumpang umum gratis alias tanpa dipungut biaya. Berikut syarat-syaratnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Begini Konsep Penyempurnaan Akses Pejalan Kaki di Area MRT Jakarta"
Post a Comment