:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2793400/original/066880200_1556694626-1_mei_2019-Menperin_Airlangga_Hartarto-ok.jpg)
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's/ S&P global rating menaikkan peringkat kredit utang jangka panjang Indonesia atau sovereign credit rating Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook atau prospek stabil pada Jumat (31/5/2019).
Selain itu, S&P juga menaikkan peringkat utang Indonesia jangka pendek menjadi A-2 dari A-3.
Dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat pekan ini, kenaikan peringkat tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan dinamika kebijakan yang mendukung. Hal ini diharapkan berlanjut seiring terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Peringkat pada Indonesia terus didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah dan kinerja fiskal yang moderat,” tulis S&P Global Rating.
Faktor-faktor ini menyeimbangkan kelemahan terkait ekonomi Indonesia dengan masyarakat penghasilan menengah ke bawah dan capital adequacy ratio (CAR) yang moderat.
Selain itu, S&P menilai ekonomi Indonesia tumbuh lebih cepat dari negara-negara lainnya yang memiliki tingkat pendapatan yang sama.
Ini mencerminkan pembuatan kebijakan pemerintah telah efektif dalam menerapkan dan mempromosikan keuangan publik yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang seimbang.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) per kapita riil di Indonesia sebesar 4,1 persen, menurut S&P merupakan hal yang baik, berdasarkan rata-rata 10 tahun. Ini dibandingkan dengan rata-rata 2,2 persen di seluruh negara di tingkat global dengan tingkat pendapatan yang sama. Pencapaian pertumbuhan ekonomi ini di tengah lingkungan eksternal yang menantang selama beberapa tahun terakhir.
Selain itu, hasil pengumuman resmi menunjukkan kalau pemilihan umum (Pemilu) Indonesia baru-baru ini telah memberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mandat baru. Meski pun calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto juga terus membantah hasilnya.
Ini dengan Prabowo Subianto mengajukan pengaduan ke Mahkamah Konstitusi yang mungkin memerlukan peninjauan resmi atas hasilnya selama beberapa bulan mendatang.
Meski pun perselisihan dan sempat ada kericuhan menambah ketidakpastian di lingkungan politik Indonesia dalam waktu dekat, tapi diharapkan tidak berdampak terhadap kebijakan jangka panjang dan prospek ekonomi.
Lembaga politik di Indonesia juga umumnya stabil dan bebas dari tantangan terhadap legitimasinya.
Sementara itu, pemerintahan Joko Widodo menerapkan langkah-langkah kebijakan mendukung daya beli dan konsumsi jelang pemilihan umum hanya bersifat sementara. Diharapkan ada momentum reformasi seiring ada pemerintahan baru.
Adapun prospek yang stabil mencerminkan pandangan S&P mengenai lingkungan kebijakan yang konstruktif di Indonesia sehingga akan mendukung prospek pertumbuhannya di tahun-tahun mendatang, dan meningkatkan profil kredit yang lebih luas dari pemerintah.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3984309/3-modal-indonesia-untuk-tarik-investasi-asing-di-tengah-tekanan-globalBagikan Berita Ini
0 Response to "3 Modal Indonesia untuk Tarik Investasi Asing di Tengah Tekanan Global"
Post a Comment