Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menyebut memang pada awal Ramadan, harga bawang putih dan daging ayam sempat merangkak naik karena permintaan yang meningkat dari periode biasanya.
Harga bawang putih di pasaran bahkan sempat menyentuh Rp 80.000 per kilogram, ini yang kemudian dikeluhkan masyarakat.
"Tidak ada alasan pedagang dan pelaku distribusi pangan untuk menaikkan harga karena stoknya aman, itulah yang kami minta ke mereka," kata Tjahya Widayanti, di sela tinjauannya di salah satu ritel di Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (10/5/2019).Namun, ia memastikan selama Ramadan hingga Lebaran, harga bahan pangan akan stabil. Kementerian Perdagangan juga sudah memantau di 34 provinsi untuk memastikan stok bahan pokok aman.
Sebelumnya, Kemendag telah melaksanakan rapat koordinasi bersama pelaku usaha serta APRINDO pada 8 Mei 2019 yang menghasilkan kesepakatan harga jual bawang putih curah di ritel modern sebesar Rp 35.000 per kilogram, sedangkan ritel tradisional Rp 32.000 per kilogram. Upaya tersebut diharapkan dapat menekan harga bawang putih di pasar.
Bila peritel tidak menjual di harga tersebut, Satgas Pangan akan mengambil tindakan lebih lanjut. "Siapapun itu ritel modern harus menjual bawang putih Rp 35 ribu per kilogram," tuturnya.
Menurut Widayanti, Kemendag terus melakukan operasi pasar bawang putih. Hingga 8 Mei 2019, stok bawang putih distributor yang telah diserap pasar sebanyak 375,8 ton di 13 provinsi.
Selama periode Mei hingga Juni, Kemendag akan menyiapkan 1.000 ton bawang putih impor. Jika ditilik secara rata-rata kebutuhan nasional bawang putih per tahun mencapai 455 ribu ton.
Harga Gula dan Daging Merangkak
Kendati harga bahan pangan lain sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, gula pasir lokal dan daging sapi masih terpantau naik.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula pasir lokal rata-rata 34 provinsi pada hari Jumat (10/5/2019) mencapai Rp 12.850/kg, atau naik 0,39% dibanding hari sebelumnya.
Ditinjau sejak awal Mei (2/5/2019), harga gula pasir lokal sudah meningkat hingga 2,8% dari yang sebesar Rp 12.500/kg. Bahkan harga gula pasir saat ini sudah berada di atas rata-rata tahun 2019 yang sebesar Rp 12.351/kg.
Harga gula pasir lokal paling mahal ada di provinsi Kalimantan Selatan dan Papua, yaitu mencapai Rp 14.100/kg. Sedangkan harga gula pasir di provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 13.750/kg.
Widayanti, menyebut naiknya harga gula di pasaran lantaran ada beberapa pabrik gula yang menunda penggilingan setelah lebaran. "Hari ini sudah mulai digiling," kata dia.
Selain gula, komoditas yang juga mengalami kenaikan harga adalah daging sapi. Daging sapi kualitas satu juga harganya masih naik. Hari ini harga daging sapi kualitas satu mencapai Rp 121.000/kg, naik dari hari sebelumnya yang sebesar 120.750/kg. Namun kenaikan harga daging sapi relatif kecil karena sejak awal April 2019 pun hanya sebesar 0,96%.
"Daging sapi aman, yang saya lihat rata-rata dijual Rp 115 ribu per kilogram," tandas Widayanti.
(dob)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190510205322-4-71830/stok-sembako-aman-tak-ada-alasan-harga-naikBagikan Berita Ini
0 Response to "Stok Sembako Aman, Tak Ada Alasan Harga Naik! - CNBC Indonesia"
Post a Comment