KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses bukukan kinerja positif di 2018 dan rencanakan kinerja ekspansif di 2019, dinilai analis belum bisa menjadi jaminan saham PT Phapros Tbk (PEHA) akan positif di tahun ini. Mengingat, pergerakan saham emiten tersebut masih cenderung menunjukkan tren penurunan.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menilai dari pergerakan sektor farmasi, saham Phapros masih belum menarik untuk dilirik jangka panjang. Apalagi, kecenderungan industri farmasi Tanah Air masih tergantung pada impor bahan baku.
Sebagai informasi, sepanjang 2018 PEHA bukukan kinerja positif, di mana pendapatan bersih naik 2,08% dari Rp 1 triliun di 2017, menjadi Rp 1,02 triliun sepanjang 2018. Hal tersebut diikuti kenaikan laba bersih emiten yang melonjak 6,41% dari Rp 125,27 miliar menjadi Rp 133,29 miliar.
"Angka tersebut masih di bawah konsesi, di mana pasar memperkirakan untuk industri farmasi bisa membukukan pendapatan di atas 5%," kata Rovandi kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2).
Meskipun mencatatakan kinerja positif di 2018, realisasi penjualan bersih PEHA baru mencapai 88,8% atau Rp 1,02 triliun, di bawah target awal yakni Rp 1,15 triliun. Sedangkan untuk 2019, emiten itu menargetkan peningkatan penjualan sebanyak 46,57% dari realisasi 2018, menjadi Rp 1,49 triliun.
"Target 2019 boleh tinggi, tapi masih downtrend. Selain itu, dia masih impor bahan baku, jadi kemungkinan masih akan sulit dengan kecenderungan rupiah masih melemah," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, diperkirakan biaya yang dikeluarkan emiten itu untuk produksi tahun ini masih akan berat. Sehingga, rekomendasi untuk investor cenderung wait and see terhadap saham PEHA di jangka pendek.
"Jangka pendek bisa wait and see dengan target support Rp 2.100, sedangkan untuk jangka panjang, masih agak sulit untuk bilang buy," jelasnya.
Editor: Herlina Kartika
Editor: Herlina Kartika
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bakal gencar ekspansi, Analis: Saham Phapros (PEHA) masih perlu wait and see"
Post a Comment