
"Biaya hidup lebih mahal jadi orang miskin di Jakarta daripada orang makmur. Rp 120-150 ribu per bulan bagi kita yang menggunakan air PAM. Tapi bagi orang miskin 20 ribu per hari, maka per hari Rp 600 ribu," kata Anies dalam seminar di kantor Badan Pemeriksa Keuangan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (18/2/2019).
Anies menyayangkan masalah ketersediaan air bersih yang jarang disoroti. Dia tidak setuju dengan anggapan masalah utama di Jakarta yang disebut hanya berpusat pada macet dan banjir.
"Ini dirasakan oleh warga kota yang menengah ke bawah. Mereka tidak aktif di Facebook, di Twitter , di Instagram. Mereka suaranya nggak kedengaran dalam percakapan," jelas Anies.
Anies mengatakan jumlah warga yang tidak dapat mengakses air bersih mencapai 40 persen. Hal tersebut memotivasinya untuk mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta.
"Untuk bisa melakukan investasi, ada hak eksklusifitas swasta membangun instalasi air. Ini dibalik-balik mana negara, mana non negara," jelas Anies.
Anies juga menyayangkan tidak dikabulkannya penyertaan modal daerah (PMD) oleh BUMD PT Jakarta Propertindo untuk membangun instalasi air bersih senilai Rp 1,2 triliun pada APBD 2019. Dia menyebut jika dikabulkan, anggaran tersebut bisa digunakan untuk mengejar target penyediaan instalasinair bersih di Jakarta.
"Tahun lalu saya memasukkan PMD ke DPRD DKI Jakarta Rp 1,2 triliun. Tidak bisa dijalankan karena DPRD menunjukkan kalau dilakukan itu bermasalah," kata Anies.
(fdu/aan)
Bagikan Berita Ini
Screenshot iklan ini untuk mendapatkan bonus 10% + 5% secara langsung dari bolavita! hubungi kami untuk info lebih lanjut WA : +62 812-2222-995
ReplyDelete