KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir sama dengan harga komoditas lainnya yang melemah, harga tembaga pun terperosok pada semester kedua tahun lalu. Pada Juni 2018, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange sempat mencapai level tertinggi sejak Agustus 2013 pada level US$ 7.332 per ton.
Pada Rabu (2/1), harga tembaga turun ke US$ 5.842 per ton, turun 2,06% dari Senin (31/12). Ini adalah level harga terendah sejak Juni 2017. Sepanjang tahun lalu, harga tembaga mengakumulasi penurunan 17,69%.
Menurut Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim, harga tembaga masuk dalam tren positif tahun 2017 lalu karena data Biro Statistik Nasional China bahwa impor konsentrat bulan November naik 1,78 juta ton. Nah, tahun ini harga tembaga kian melemah karena beberapa faktor.
Di samping perang dagang yang tak kunjung mereda, harga tembaga melemah karena pelambatan ekonomi global. Sentimen lain adalah Presiden Xi Jinping yang menegaskan untuk Taiwan masuk dalam kawasan China. “Persekutuan Taiwan dan China diperkirakan menjadi boomerang dengan Amerika Serikat. Nah, ini berpengaruh ke harga-harga komoditas tahun ini,” tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (3/1).
Tahun 2019, Ibrahim melihat harga tembaga pun masih akan suram. Pada kuartal pertama tahun ini, harga tembaga akan terpengaruh oleh permasalahan perang dagang dan isu penutupan pemerintah Amerika Serikat. “Penutupan pemerintahan AS sudah terjadi sebelumnya pada masa pemerintahan Barack Obama. Nah, ini bukan hal yang sebenarnya ditakutkan oleh pasar, karena pasar pesimis dengan keputusan Presiden Trump,” imbuhnya.
Sehingga Ibrahim melihat bahwa indeks dollar masih akan menguat, dan membuat harga komoditas termasuk tembaga masih akan melemah. Ia memperkirakan harga tembaga tahun 2019 berkisar US$ 5.620 per metrik ton sampai US$ 6.400 per metrik ton.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga tembaga menyentuh level terendah sejak Juni 2017"
Post a Comment