
Selain itu, kelompok pengeluaran kesehatan juga menyumbang inflasi dengan andil 0,01% dengan besaran 0,36% dan sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan andil 0,06% dengan besaran inflasi 0,25%.
"Yang besar adalah kelompok pengeluaran transportasi 0,10%," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).
Sektor transportasi memberikan andil inflasi terbesar karena naiknya tarif angkutan udara. Selain itu, adanya kenaikan harga BBM non subsidi.
"Penyebabnya tarif angkutan udara naik andilnya 0,05% karena banyak kegiatan akhir tahun Pemda, mendekati liburan, akhir tahun," ujar Suhariyanto.
Selain tarif pesawat, kenaikan harga bawang juga ikut menyumbangkan inflasi November.
"Inflasi November 0,27% penyebab utama kenaikan tarif angkutan udara, kenaikan harga bawang, harga bensin non subsidi, kenaikan upah tukang bukan mandor," tutur Suhariyanto.
Dilihat dari komponennya, inflasi tertinggi terjadi pada harga yang diatur atau administered price, antara lain tarif pesawat, BBM dan rokok kretek.
"Kalau berdasarkan komponen, inflasi tertinggi pada harga yang diatur pemerintah atau administered price, tarif angkutan udara, bensin, dan rokok kretek. Inflasi inti 0,22% andilnya 0,13%," ujar Suhariyanto.
Sedangkan untuk deflasi terjadi pada cabai merah menyumbangkan -0,04%. Kemudian daging ayan ras, buah-buahan serta minyak goreng memberikan andil 0,01%.
"Bahan makanan ada juga turun," kata Suhariyanto (ara/fdl)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4327984/tiket-pesawat-hingga-bbm-non-subsidi-sumbang-inflasi-novemberBagikan Berita Ini
0 Response to "Tiket Pesawat hingga BBM Non Subsidi Sumbang Inflasi November - Detikcom"
Post a Comment