:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2370245/original/053515700_1538190983-PHOTO-2018-09-28-19-07-20.jpg)
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Timur, Hidayatur Rahman meminta, kepada pemerintah untuk mengadakan impor jagung tahap kedua.
Sebab, jumlah impor jagung yang diberikan sebanyak 100.000 ton dinilai tidak mencukupi kebutuhan para peternak di Indonesia.
"Kita Blitar sendiri butuhnya kurang lebih butuh 1.000-1.500 ton per hari. Padahal temen kita masih butuh yang di malang, Tulungagung, Kediri, Magetan, Pasuruan yang juga basis. Ini belum mendapatkan. Makanya kami usulkan ada impor kedua," kata Rahman, saat ditemui di Desa Kebon Duren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Kamis 13 Desember 2018.
Rahman mengatakan, dari total 100.000 ton kebutuhan jagung untuk di Jawa Timur saja bisa mencapai sekitar 70 persen. Sementara pengadaan di Jawa Barat 30 persen. Oleh karena itu, dirinya menekankan agar pemerintah berpikir kembali untuk memenuhi stok kebutuhan para peternak mandiri.
"Kita paling khawatirnya pada Februari. Karena tidak ada panen. Kalau sekarang masih ada sedikit-sedikit. Panen kemungkinan Maret," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Akibat gempa dan tsunami yang menerjang Kabupaten Sigi, Sulaawesi Tengah, muncul kebun jagung di Kampung Jono Oge.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengusaha: Kalau Tak Impor, Harga Jagung Bisa Tembus Rp 8.000 per Kg"
Post a Comment