Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Sukuk Negara Tabungan 002 atau ST-002 melampaui target awal senilai Rp 1,7 triliun.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianty Hadiningdyah menuturkan hingga penutupan akhir masa penawaran Sukuk Negara Tabungan 002 pada 22 November 2018 didapatkan dana masyarakat senilai Rp 4,9 triliun.
“Sejak awal kami optimistis Sukuk 002 diminati pasar. Hasilnya, dari target awal Rp 1,7 Triliun, ternyata hingga masa penawaran ditutup pada 22 November, ST-002 meraup Rp 4,9 triliun atau setara 290 persen dari target dan melampaui pencapaian ST-001 pada 2016 sebesar Rp 2,59 triliun,” ujar dia dalam keterangannya, seperti dikutip Minggu (9/12/2018).
Penjualan ST-002 dengan rata-rata volume pembelian per investor adalah sebesar Rp 300,13 juta dan menjangkau 16.477 investor di seluruh provinsi di Indonesia, dengan investor baru e-SBN atau yang belum pernah memesan SBR003 dan SBR004 sebanyak 11.591 investor.
DJPPR mendapati sumlah investor terbesar yang melakukan pembelian pada rentang Rp 1 juta sampai Rp 100 juta, yang mencapai 59,55 persen. Sementara berdasarkan usia, jumlah investor dari generasi milenial mencapai 44,61 persen dari total jumlah investor, atau sebanyak 7.350 investor.
“Adapun dari sisi volume pembelian, kelompok Baby Boomers atau berusia 54 – 72 tahun adalah terbesar, yang mencapai 45,44 persen dari total volume pembelian, atau sebesar Rp2,25 triliun,” paparnya.
Sedangkan jumlah investor terbesar berdasarkan kelompok pekerjaan adalah Pegawai Swasta yang mencapai 36,49 persen, selanjutnya kelompok Wiraswasta dan PNS/ TNI/ Polri yang masing-masing mencapai 18,72 persen dan 11,71 persen.
Adapun volume pembelian terbesar berdasarkan kelompok pekerjaan adalah Wiraswasta yang mencapai 35,03 persen. Ini disusul oleh Pegawai Swasta dan Ibu Rumah Tangga yang masing-masing mencapai 26,46 persen dan 14,10 persen.
Penduduk DKI Jakarta masih mendominasi asal pembeli ST-002 yang mencapai Rp 2,26 triliun (45,63 persen). Sedangkan wilayah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta mencapai Rp 2,20 triliun (44,56 persen), dan wilayah Indonesia Bagian Tengah mencapai Rp 452,31 miliar (9,15 persen).
Sukuk Negara Tabungan atau (Sukuk Tabungan) adalah produk investasi syariah yang ditawarkan oleh Pemerintah kepada individu Warga Negara Indonesia, sebagai tabungan investasi yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan.
Produk ST-002 mulai ditawarkan pemerintah pada 1-22 November 2018 dengan masa proses penyelesaian akhir transaksi (setelmen) pada 29 November 2018 dan jatuh tempo pada 10 November 2020 dengan fasilitas early redemption.
ST-002 adalah instrumen yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, namun terdapat fasilitas early redemption. Early redemption merupakan salah satu fasilitas yang memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok ST-002 oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo.
Fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp 2 juta di setiap Mitra Distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk early redemption adalah 50 persen dari total kepemilikan investor.
“Minimum pemesanan ST-002 adalah Rp1 juta, sementara maksimum pemesanan mencapai Rp 3 miliar. Melalui investasi Sukuk Tabungan, Pemerintah menawarkan kesempatan secara langsung kepada Warga Negara Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional,” paparnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3802803/lampaui-target-sukuk-st-002-raup-rp-49-triliunBagikan Berita Ini
0 Response to "Lampaui Target, Sukuk ST-002 Raup Rp 4,9 Triliun"
Post a Comment