Search

Sektor Saham Energi Bebani Wall Street

Saham Chevron dan Exxon Mobil pun masing-masing turun 3,4 persen dan 2,7 persen. Selain energi, penurunan saham Apple dan Amazon membebani indeks saham S&P 500.

“Saya melihat ini sebagai kelanjutan dari pasar yang mencoba untuk mencapai pertumbuhan yang melambat tahun depan,” ujar Alicia Levine, Chief Market Strategist BNY Mellon Investment Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (24/11/2018).

Volume perdagangan saham relatif ringan seiring sesi berakhir pada pukul 1 siang waktu setempat. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 3,4 miliar saham, di bawah rata-rata perdagangan saham 8,2 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

“Ketika semua orang kembali, kami akan mendapatkan indikasi yang lebih jelas tentang apa yang akan terlihat selama sisa tahun ini,” tutur John Carey, Direktur Pelaksana Amundi Pioneer Asset Management.

Ia menambahkan, pelemahan yang terjadi mengkonfirmasi tekanan sebelumnya karena kekhawatiran terus berlanjut terhadap ekonomi dan efek suku bunga yang lebih tinggi.

Di sisi lain, perayaan Black Friday atau penawaran diskon besar-besaran belum bisa mengangkat sektor saham ritel. Indeks saham ritel S&P 500 susut 0,6 persen. Saham United Technology naik 2,6 persen usai perseroan memenangkan persetujuan membeli pembuat komponen pesawat Rockwell Collins Inc. Saham Rockwell naik 9,2 persen.

Investor juga akan fokus pada KKT G20 di Buenos Aires. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan mengadakan pembicaraan di tengah sengketa perdagangan yang bebani pasar keuangan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Arab Saudi dan geopolitik bayangi pasar saham Indonesia

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3727965/sektor-saham-energi-bebani-wall-street

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sektor Saham Energi Bebani Wall Street"

Post a Comment

Powered by Blogger.