Dia menjelaskan, pelaksanaan penetrasi pasar beras medium dilakukan oleh Bulog kepada pedagang pengecer di pasar rakyat, distributor/mitra Bulog maupun melalui Satgas Bulog. Selain itu, sinergi BUMN juga dilakukan dengan melibatkan BUMN pangan dalam kegiatan KPSH, yaitu PT Pertani, PIHC, RNI dan PPI.
Harga eceran tertinggai (HET) beras medium di wilayah mengacu pada Permendag nomor 57/M-DAG/PER/8/2017, yaitu Wilayah I: Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi, dan Bali harga af gudang curah Rp. 8.100,-/Kg dengan HET Rp. 9.450,-/Kg, Wilayah II: Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan, harga af gudang curah Rp. 8.600,-/Kg dengan HET Rp. 9.950,-/Kg, dan Wilayah III: Maluku dan Papua, harga af gudang curah Rp. 8.900,-/Kg dengan HET Rp. 10.250,-/Kg.
"Realisasi KPSH sampai dengan tanggal 6 November 2018 sebesar 402.628 ton, dengan rata-rata realisasi antara 3.000 – 3.500 ton per hari, dan mengalami trend kenaikan sejak bulan Oktober 2018. Di Jakarta, realisasi KPSH sebesar 46.321 ton," kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo Adi membenarkan adanya fenomena aneh tersebut.
"PIBC stoknya 50 ribu ton, kemarin 51 ribu ton. Artinya lebih tinggi dari sebelumnya. Memang ada fenomena harga beras medium yang agak bergerak naik. Kita mengajukan operasi pasar kepada Pak Budi, Pak Amran dan Mendag," ujarnya.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut bukan disebabkan masalah produksi. Melainkan beras medium yang cenderung dijadikan beras premium.
"Tapi dalam kondisi saat ini memang produksi dari pertanian kita beras cukup dan pasokannya juga normal. Tapi memang beras medium ini cenderung di up ke premium," tutur dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Telur yang dijual seharga Rp 19.500 perkilogram itu didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional di Jakarta dan permukiman warga.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasokan Melimpah, Harga Beras Medium Merangkak Naik"
Post a Comment