![](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/6VwsZioMmSGc8cmdP9EYDouFHmU=/673x379/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2248879/original/016521900_1528856367-20180613--Tol-Cikampek-Macet-Parah-di-Puncak-Arus-Mudik-IQBAL-6.jpg)
Lalu bagaimana perkembangan dari ketiga proyek infrastruktur berskala besar sampai saat ini? Berikut rincian:
1. Tol Jakarta Cikampek II Elevated
Proyek Tol Jakarta-Cikarang II (Elevated) atau Tol Layang Jakarta-Cikampek II ditargetkan bisa rampung secara progres fisik pada Juli 2019. Sehingga ruas tol tersebut direncanakan bisa beroperasi secara fungsional sebelum Lebaran Idul Fitri tahun depan.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sugiyartanto, berharap, rencana tersebut bisa terealisasikan lantaran Kementerian Perhubungan telah memprioritaskan pengerjaan proyek yang berlangsung di km 11-17 Tol Jakarta-Cikampek.
"Diharapkan lebih awal, meskipun sekarang ada deviasi karena gangguannya kan enggak bisa bekerja secara full, cuma bisa malam. Lalu lintas juga enggak boleh berhenti," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Proyek tol layang ini diberi keistimewaan untuk bisa dilanjutkan pengerjaannya di km 11-17 Tol Japek. Hal ini menyebabkan pengerjaan dua proyek besar lainnya yang secara target penyelesaian masih panjang, yakni Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan LRT Jabodetabek, harus berpindah ke titik lain.
"Mungkin yang masih panjang waktunya seperti KCIC ngikutin, yasudah lah yang bisa didahulukan ya didahulukan," ucap Sugiyartanto.
Dia melanjutkan, proyek ini ke depan bisa selesai cepat jika saja progrterkerjakanes pemasangan erection steel box girder sebanyak 8-12 buah bisa . Namun, hal itu sebelumnya tak dapat dilakukan lantaran adanya kepadatan lalu lintas yang menghinggapi Tol Japek.
"Barang ada, tapi kita mau ngangkatnya susah. Karena kan perlu keselamatan tinggi, karena padatnya itu. Kalau ditutup kan enggak mungkin. Kalau siang rasanya waktu terbatas, hanya dari jam 10 malem sampai jam 5 pagi," keluhnya.
2. Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Selain tol layang, transportasi umum massal juga menjadi salah satu solusi dari kemacetan. Salah satu proyek besar yang juga tengah dikerjakan pemerintah adalah Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Proyek yang dikelola oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini akan membentang sepanjang 142,3 km dari Halim menuju Tegalluar. Menurut pernyataan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tumiyana, salah satu perusahaan yang ikut membangun proyek ini, progress proyek angkutan massal ini baru mencapai 7,6 persen (per Agustus 2018).
Adapun jumlah investasi yang digelontorkan untuk proyek ini ialah sebesar Rp 82 triliun. Pembangunannya diprediksi akan rampung pada pertengahan 2021. Sementara tarif yang saat tengah digarap yakni sekitar Rp 200 ribu.
Waktu tempuh dari kereta cepat sekitar 36-45 menit dengan kecepatan 350 km per jam. Rencananya, kereta berhenti di stasiun setiap 20 menit sekali.
3. LRT Jabodebek
Proyek angkutan publik lainnya adalah LRT Jabodebek yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Moda transportasi ini akan menghubungkan Jakarta, Bekasi, Bogor, hingga Depok.
Pengerjaan LRT sepanjang 81,6 km ini dimulai pada September 2015 lalu dan saat ini sudah mencapai 46 persen. LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan sejumlah moda transportasi seperti KRL, TransJakarta, MRT dan melayani tiga lintasan.
Tiga lintas layanan tersebut antara lain Cibubur - Cawang sepanjang 14,89 km dengan waktu tempuh 25 menit, Bekasi Timur - Cawang 18,5 km selama 25 menit, dan Cawang - Kuningan - Dukuh Atas 11,05 km dengan waktu 20 menit.
Dengan adanya LRT ini, masyarakat daerah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Bekasi, dan Depok dapat menghemat 20 menit untuk menuju ke Jakarta.
Menurut General Manager Departemen TOD Adhi Karya Amrozi Hamidi, kecepatan untuk operasinya adalah 60 km per jam, tetapi desainnya bisa mencapai 80 km per jam. LRT ditargetkan untuk beroperasi pada Mei atau pertengahan 2019.
Harga tiket untuk LRT Jabodebek ini setelah disubsidi dari pemerintah sebesar 50 persen menjadi sekitar Rp 12.500 per orang sekali jalan dari harga normalnya Rp 25 ribu. Namun, tarif ini belum menjadi keputusan mutlak.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3697472/headline-cikampek-macet-parah-proyek-lrt-dan-kereta-cepat-jadi-kambing-hitamBagikan Berita Ini
0 Response to "HEADLINE: Cikampek Macet Parah, Proyek LRT dan Kereta Cepat Jadi Kambing Hitam"
Post a Comment