:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2193414/original/012903900_1525831201-tangki.jpg)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini. Penguatan rupiah dipengaruhi oleh kombinasi sentimen dari dalam dan luar.
Mengutip Bloomberg, Rabu (17/10/2018), rupiah dibuka di angka 15.178 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.200 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.172 per dolar AS hingga 15.186 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 12,03 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.178 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 15.206 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, mata uang dolar AS cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang dunia didorong oleh ekspektasi investor yang mulai positif terhadap kinerja pasar modal negara-negara berkembang.
"Kenaikan di sejumlah pasar modal negara berkembang berdampak positif terhadap rupiah, sentimen itu berdampak pada masuknya capital inflow ke pasar saham dan obligasi Indonesia," katanya dikutip dari Antara.
Ia menambahkan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang stabil di level 3,16 persen menunjukan investor semakin positif terhadap laporan keuangan emiten-emiten di pasar saham.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan disetujuinya asumsi nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2019 sebesar 15.000 per dolar AS direspons positif pelaku pasar uang.
Di sisi lain, lanjut dia, pagelaran Asian Games yang menyumbang 0,05 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) turut memberikan sentimen positif pada rupiah.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3669767/rupiah-melemah-pertamina-yakin-tetap-raih-untungBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah, Pertamina Yakin Tetap Raih Untung"
Post a Comment