
INDOPOS.CO.ID - Saham Lippo Cikarang (LPCK) tengah dilanda aksi jual. Pemicunya, pengembang proyek Meikarta, Bekasi, Jawa Barat itu diduga terlibat suap menyuap pejabat Kabupaten Bekasi. Dugaan itu menguat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pejabat Kabupaten Bekasi.
Tindakan komisi antirasuah itu langsung mendapat reaksi negatif investor. Pelaku pasar di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) melepas saham perusahaan. Efeknya, saham pemilik kapitalisasi pasar senilai Rp 964 miliar menukik tajam. Itu setelah sepanjang perdagangan Senin (15/10), saham perseroan terpangkas 14,77 persen menjadi Rp 1.385 per lembar saham.
Dalam perdagangan kemarin, saham perusahaan ditransaksikan pada volume 3,87 juta unit senilai Rp 5,65 miliar.
Sejatinya, performa perusahaan memburuk sejak tahun lalu. Tepatnya, September 2017, saham perseroan sudah tidak layak untuk dikoleksi. Indikasi itu bisa dilihat dari data-data keuangan perusahaan. Di mana, kapital market anjlok 50 persen menjadi Rp 964 miliar dari edisi 2017 di kisaran Rp 2,18 triliun. Lalu utang jangka pendek menjadi Rp 1,8 triliun, naik dari tahun lalu Rp 1,7 triliun.
Selanjutnya, pendapatan untuk kuartal pertama 2018 baru mencapai Rp 310 miliar, laba bersih Rp 80 miliar, dan Ebitda Rp 78 miliar. ”Dibanding perusahaan sejenis price earning ratio-nya juga jelek yaitu 2,98 kali. Sangat tidak menarik,” beber Founder Teman Trader Lukman El-Hakiem ketika dihubungi di Jakarta, Senin (15/10).
Secara tren bilang Luqman, sejak 3 Agustus lalu, saham perusahaan sudah downtrend. Harga secara historis terus menukik. Bahkan, kalau ditilik lebih cermat, saham perusahaan sejak September tahun lalu, sudah tidak cocok untuk bahan investasi. ”Apalagi, secara industri, dunia properti tengah mengalami koreksi dan perusahaan banyak yang hanya sekadar bertahan,” imbuhnya.
Tidak hanya itu bilang Luqman, perusahaan mengalami negatif sales. Penjualan perusahaan tidak menggembirakan. Pada kuartal pertama 2018 sales minus 29,9 persen. Dengan begitu sebut Luqman, sebaiknya investor menghindari saham perusahaan. Itu karena sangat rentan terhadap perkembangan dan sentimen pasar.
Selanjutnya, prediksi Luqman, saham perusahaan akan menuju Rp 1.340 per lembar. Kalau level terendah itu dijebol, peluang saham perusahaan terjun di bawah Rp 1.000 per saham sangat potensi. ”Untuk masuk barisan saham-saham gocap tidak. Ya, paling untuk skenario terburuk berada di kisaran Rp 850 per lembar saham,” tukasnya.
Hal serupa dialami saham Lippo Karawaci (LPKR). Saham perusahaan anjlok 8 poin (2,68 persen) menjadi Rp 290 per lembar. Investor dalam jangka pendek akan berpikir ulang untuk masuk saham perseroan. Maklum, OTT KPK di lingkungan pejabat Kebupaten Bekasi menjadi pukulan telak pelaku pasar. Noda itu akan menjadi sentiment negatif yang akan menjadi catatan kritis pelaku pasar.
Tim satgas KPK mendapat temuan bukti lain dalam OTT melibatkan pejabat Pemkab Bekasi dan pihak swasta. Tim menemukan sejumlah uang senilai Rp 500 juta. Sebelumnya, tim telah mengamankan uang senilai Rp 1 miliar dalam bentuk dolar Singapura dan rupiah. ”KPK juga menemukan ketika mengamankan sejumlah uang dalam bentuk rupiah dengan nilai lebih dari Rp 500 juta,” ungkap Jubir KPK Febri Diansyah.
Kemudian dari 10 orang yang diamankan dalam OTT, kata Febri, satu orang dari pihak swasta dibawa dari Surabaya. "Saat ini sedang dalam proses pemeriksaan lebih lanjut," tandas bekas aktivis ICW itu. Lembaga antirasuah terus memperdelam keterlibatan masing-masing pihak terkait proses perizinan properti di Bekasi tersebut, termasuk dugaan keterlibatan pengembang proyek Meikarta. ”Kami menduga pemberian ini bukanlah yang pertama," tandas Febri. Diketahui, KPK melakukan OTT di Kabupaten Bekasi pada Minggu (14/10) sore hingga Senin (15/10) dini hari. Total ada 10 orang diamankan. (raf/jaa)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#saham-lippo-cikarang
https://indopos.co.id/read/2018/10/16/152586/investor-buang-saham-lippo-cikarang
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Buang Saham Lippo Cikarang"
Post a Comment