Diduga Gunakan Dana Desa untuk Kebutuhan Hidup, Kades di ...

Laporan Wartawan Tribunjambi.com Heri Prihartono

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA TEBO - Tarmizi , Kepala Desa Aburan Batang Tebo tertunduk lesu saat digelandang di hadapan awak media, dalam pengungkapan kasus korupsi, Rabu (10/10).

Tarmizi merupakan tersangka yang diamankan unit Tipikor Reskrim Polres Tebo dalam kasus tindak pidana Anggaran Dana Desa yang bersumber dari APBD Tebo 2015.

Kasat Reskrim Polres Tebo AKP Hendra Wijaya menyebut jika Tarmizi melakukan aksi nekadnya dengan modus belanja fiktif.

Baca: Temuan Gizi Buruk di Merangin, Dinkes akan Penuhi Gizi Ratih Selama 90 Hari

Akibat ulahnya, kerugian mencapai Rp 160.769.500. "Ada beberapa item yang menjadi modus tersangka dalam melakukan aksinya seperti pegadaan pakaian dinas, pengadaan batik, pembelian tanah, pembinaan kemasyarakatan LPMP, pembinaan karang taruna, pembinaan lembaga adat, kegiatan seni baca Alquran, dan pendanaan untuk sosial budaya, peningkatan kapasitas KPMD," ujar Kasat.

Sementara ini tersangka hanya satu orang, dan yang seorang lagi telah meninggal dunia. "Uang dibagi dua dengan rekannya (telah meninggal) untuk kepentingan pribadi yang di habiskan untuk kebutuhan hidup," kata Kasat.

"Ini sudah tahap P21 dan besok akan dilanjutkan ke tahap II," tambah Kasat.

Berharap Kades Berhati-Hati

Pihaknya berharap agar kepala desa lebih mawas diri dalam penggunaan dana desa agar tak terjerat ke kasus hukum.

Seharusnya dana desa diperuntukan untuk kepentingan masyarakat dan desa sesuai dengan tupoksinya.

Disebutkannya jika sejauh ini ada 6 perkara kasus korupsi yang dalam penyelidikan Unit Tipikor.

Baca: Ujian CAT CPNS, Pemkab Tanjabtim Tetap Meminta Pelaksanaan di Jambi

Baca: Sekda Muarojambi Katakan Syarat Tambahan CPNS Sudah Melalui Verifikasi BKN

Sebenarnya penyelidikan kasus Tipikor lebih lama dibanding dengan kasus lain, pasalnya memerlukan keterangan saksi ahli terkait kerugian negara yang harus dihitung.

"Kasus korupsi itu proses penyeledikannya tidak gampang. Dan yang telah kita tangani Kebanyakan ada belanja fiktif dan Mark up anggaran," kata Kasat.

Let's block ads! (Why?)