Search

Tambahan Subsidi Listrik Diperkirakan Rp 30 Triliun

JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada subsidi listrik. Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) memperkiraan tambahan subsidi tersebut bisa mencapai Rp 30 triliun.

Ketua MKI Supangkat Iwan Santoso menuturkan sebagian besar komponen listrik masih dinilai dengan dolar Amerika Serikat. Mulai dari bahan bakarnya seperti batu bara dan gas hingga investasi pembangunan pembangkitnya.

”Kita membangun pembangkit itu kan 60-70 persen komponenya (dibayar pakai) dolar, kira-kira ya. Berarti kita depresiasinya dolar. Kalau dolar naik, naik dia. Itu bagian dari costnya listrik,” ujar Supangkat usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin (7/9).

Supangkat menuturkan memang penyediaan batu bara sudah menggunakan skema Domestic Market Obligation (DMO) atau kewajiban memasok kebutuhan dalam negeri. Sehingga tidak terlalu terpengaruh. Tapi berbeda dengan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang bisa langsung terdampak pelemahan rupiah. Misalnya

”Harga listriknya 5 sen atau Rp 650, katakanlah gitu ya, perKwh. Karena dolar 5 sen kalau tadinya katakan Rp 600 sekarang jadi Rp 700,” ujar Supangkat.

Sedangkan harga listrik yang diterima pelanggan tetap. Nah, biaya tersebut pun ditutup dengan subsidi. Dia memperkirakan jumlah subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah puluhan triliun. ”Cukup besar mungkin sampai Rp 30 triliun,” terang dia.

Sedangkan tentang pembangunan pembangkit listrik, Supangkat menuturkan pihaknya juga mempertimbangkan rasio kecukupan kebutuhan tenaga listrik. Yang dijadikan patokan adalah surplus 30 persen. Selain itu pembangunan pembangkit sebenarnya juga butuh waktu yang cukup lama. Bisa sampai empat tahun untuk membangun pembangkit tersebut. ”Kalau ini ditunda terus dibutuhkan nanti defisit. Harus hati-hati disana,” ungkap dia.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi belanja subsidi hingga Juli telah mencapai Rp 91,26 triliun atau 58,41 persen dari pagu alokasi APBN 2018. Jumlah tersebut terdiri atas subsidi energi Rp 71,01 triliun dan subsidi non energi Rp 20,25 triliun.

Lebih tingginya realisasi belanja subsidi sampai dengan Juli tersebut dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar rupiah (kurs). Selain itu juga untuk pembayaran sebagian kurang bayar belanja subsidi tahun-tahun sebelumnya.

Pada Juni, realisasi subsidi mencapai Rp 73,94 triliun terdiri atas subsidi BBM Rp35,41 triliun, subsidi listrik Rp 24,10 triliun dan subsidi non energi Rp14,43 triliun. (jun/jpg)

Let's block ads! (Why?)

https://radartegal.com/berita-nasional/tambahan-subsidi-listrik-diperkirakan-rp-30.25301.html

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tambahan Subsidi Listrik Diperkirakan Rp 30 Triliun"

Post a Comment

Powered by Blogger.