Sudah hedging, Gajah Tunggal (GJTL) yakin tak terdampak pelemahan rupiah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pelemahan rupiah tidak terlalu berpengaruh bagi kinerja PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). Meski Moody's telah memasukan emiten tersebut dalam daftar emiten yang rentan dengan pelemahan rupiah karena memiliki banyak utang dalam dollar AS.

Direktur Gajah Tunggal Catharina Wijaya mengungkapkan bahwa dampak pelemahan rupiah tidak terlalu mempengaruhi kinerja GJTL ke depan karena perusahaan sudah melakukan hedging. Masih sama seperti yang diungkapkan Chatarina saat public expose pada 28 Agustus 2018 silam, pihak GJTL langsung melakukan lindung nilai alias hedging atas sebagian obligasi global senilai US$ 500 juta yang diterbitkan tahun lalu.

"Sebesar US$ 250 juta dari nilai tersebut merupakan dana untuk refinancing obligasi lama. Lalu, sebesar US$ 250 juta merupakan pinjaman sindikasi," ungkapnya, Jumat (14/9).

Chatarina juga bilang dari nilai pinjaman sindikasi tersebut, sebesar US$ 40 juta adalah pinjaman dalam bentuk rupiah. "Sisa sebesar US$ 210 juta yang dilakukan hedging. Jadi, separuh dari utang kami sudah di-hedging," ujarnya.

Sekadar info, penjualan bersih Gajah Tunggal pada semester I 2018 turun tipis 0,9% menjadi Rp 7,17 triliun dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 7,24 triliun.

Alhasil, GJTL membukukan kenaikan kerugian 127,9% menjadi Rp 93,88 miliar selama semester I 2018, dibandingkan rugi bersih yang diderita pada periode serupa tahun 2017 sebesar Rp 41,18 miliar.

Chatarina mengungkapkan, pada semester II tahun ini pihaknya akan menggenjot kembali penjualannya dengan memaksimalkan kontribusi pendapatan baik dari pasar domestik maupun pasar ekspor. "Kami tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan di level 5% hingga 10%," imbuhnya.

Selain memacu penjualan, manajemen GJTL terus berupaya mengatasi tantangan harga bahan baku yang semakin mahal agar tidak membuat mereka merugi lagi di sisa tahun ini.

Ia juga berharap kerugian selisih kurs pada periode Juni 2018 yang berimbas pada penurunan laba bersih, tidak terjadi lagi di sisa tahun ini karena GJTL sudah melakukan hedging atas utang-utangnya.

Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi
Editor: Komarul Hidayat