Rosan Roeslani Sebut Adaro Siap 100 Persen Pakai BBM B20

VIVA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roslani, meminta pemerintah bijak dalam keputusan pembatasan impor. Antara sektor konsumsi dan industri harus dibedakan. Jangan sampai ingin membatasi impor di sektor konsumsi, juga diberlakukan untuk sektor industri.

Menurutnya dua hal itu berbeda. Namun, ia tidak mempersoalkan kalau pemerintah membuat keputusan untuk pembatasan impor di sektor konsumsi yang kini ramai diperbincangkan itu.

"Kalau itu memang yang sifatnya konsumtif no problem. Tapi kalau bahan baku, raw material, itu akan mengganggu produktivitas kita. Jadi kita mesti hati-hati," kata Rosan, di Istana Negara, Jakarta, Senin 27 Agustus 2018.

Di sektor industri, impor bahan baku harus dilihat dari sisi daya saing. Tidak semua komponen industri dalam negeri, bisa terpenuhi dari dalam negeri. Maka, impor dilakukan, untuk menyokong peningkatan industri tersebut.

"Kalau kami melihatnya bagaimana meningkatkan daya saing, meningkatkan produktivitas kita, sehingga CAD (Current Account Deficit) bisa kita perbaiki," katanya.

Lihat Juga

Sementara itu Rosan mengungkapkan, CAD hingga saat ini terbilang besar. Ia memperkirakan, sampai akhir 2018 bisa mencapai US$25 miliar. Maka, lanjut dia, pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah adalah terus mendorong penggunaan Biodiesel 20 persen atau B20.

Untuk dunia usaha, Rosan mengungkapkan, PT Adaro sudah siap untuk menerapkan itu hingga 100 persen. Perusahaan batubara itu bahkan, menurut Rosan, sudah menyatakan siap menggunakan B20 pada September 2018 ini, dan disampaikan langsung di hadapan Presiden Jokowi.

"Pekerjaan pemerintah mendorong B20 bisa menekan kurang lebih sampai US$11 miliar, dan dari pemerintah juga meminta komitmen dari dunia usaha bahwa ini benar-benar dilaksanakan, dan alhamdulillah tadi langsung direspons oleh salah satu perusahaan batubara, Adaro yang September ini full B20," jelas Rosan.

Let's block ads! (Why?)