JAKARTA - Penandatanganan persetujuan pinjaman (loan agreement) untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase II dengan pihak Japan International Cooperation Agency (JICA) kembali mundur. Jika sesuai jadwal, seharusnya penandatanganan dilakukan bulan ini.
Adapun kelanjutan pembangunan MRT pada fase II akan menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia sampai Kampung Bandan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar menjelaskan, mundurnya penandatangan loan agreement karena faktor administrasi yang perlu dilengkapi antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Meski demikian, tidak ada perubahan hal substantif akibat mundurnya penandatanganan loan agreement.
Targetnya, persetujuan tersebut dapat disahkan pada Agustus mendatang. "Tinggal komunikasi pada tingkat diplomasi saja untuk memastikan. Saya benar-benar mengejar bulan ini, tapi kayanya ke bulan Agustus," kata William di kantor MRT, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim memaparkan bahwa persiapan fase II oleh MRT Jakarta sampai pada tahap design awal konstruksi (basic engineering design) oleh pihak konsultan konstruksi.
"Jadi semuanya sedang tahap persiapan. Kita juga sedang melakukan sosialisai proyek ini dengan berbagai stakeholder MRT, baik Pemda DKI dan masyarakat sekitar koridor," jelas Silvi.
Silvi menjelaskan, apabila loan agreement sudah ditandatangani, maka pembangunan MRT fase II akan memasuki tahap persiapan paket-paket kontrak.
Paket kontrak pertama yang meliputi pembangunan gardu induk listrik fase II yang terletak di kawasan monas ditargetkan bisa dilakukan pada November. Dengan demikian, grounbreaking pembangunan gardu induk fase II bisa dilakukan pada Desember 2018.
"Setelah itu satu per satu paket kontrak akan kami tenderkan dan targetnya pada pertengahan 2020 semua kontrak fase II akan tertenderkan," jelas Silvi
Sekadar informasi, PT MRT Jakarta telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah DKI Jakarta untuk mendapatkan pinjaman sebesar Rp25,1 triliun.
Dari total pinjaman tersebut, sebesar Rp22,5 triliun akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur MRT Jakarta fase II. Sementara sisanya sebesar Rp2,56 triliun dialokasikan untuk biaya variatons order dan price adjustment pembangunan MRT Jakarta fase I.
(feb)
(rhs)
http://economy.okezone.com/read/2018/07/26/320/1927807/pinjaman-dari-jepang-molor-bagaimana-nasib-proyek-mrt-fase-iiBagikan Berita Ini
0 Response to "Pinjaman dari Jepang Molor, Bagaimana Nasib Proyek MRT Fase II? "
Post a Comment