Search

Circular Economy, dari Limbah Jadi 'Senjata' Sejahterakan Masyarakat

BANGKOK - Pembangunan ekonomi berkelanjutan yang memperhatikan dampak lingkungan terus digalakkan. Sebab, akan percuma pertumbuhan ekonomi tinggi pada suatu negara tidak memperhatikan aspek lingkungan sekitar.

Di Thailand misalnya melalui circular economy yang diusung oleh Siam Cement Group (SCG) mengajak seluruh pihak mempromosikan penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) yang efisien di seluruh rantai produk, yang meliputi manufaktur, konsumsi, dan proses pemulihan. Konsep ini akan menghasilkan keberlanjutan pada bisnis, meningkatkan kualitas hidup, dan menghasilkan keberlanjutan global.

BERITA TERKAIT +

Wakil Perdana Menteri Thailand Somkid Jatusripitak mengatakan, konsep circular economy sangat sejalan dengan strategi pemerintah Thailand untuk mendorong ekonomi, terutama dengan berfokus pada produk dan layanan yang bernilai.

"Pemerintah Thailand telah mengikuti perencanaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan global terhadap Sumber Daya Alam," kata Somkid dalam acara Sustainability Development (SD) Simposium 2018 di The Athenee Hotel, Bangkok, Thailand, Senin (9/7/2018).

Beberapa seminar juga diadakan untuk berbagi kisah sukses tentang circular economy dari semua sektor, mengundang peserta untuk mengadopsi pengetahuan yang didapat melalui acara ini secara efektif.

Oleh karena itu, strategi nasional dalam jangka 20 tahun juga berfokus pada pembangunan yang ramah lingkungan serta keseimbangan antara konservasi dan penggunaan Sumber Daya Alam. Hal ini didukung oleh langkah-langkah lain termasuk promosi inovasi dan ekonomi digital untuk mendorong pemanfaatan sumber daya yang efisien, pengelolaan limbah yang tepat dan efisien melalui penggunaan kembali dan daur ulang, serta praktik bisnis yang bertanggung jawab secara etika, sosial dan lingkungan.

"Namun, keberhasilan penerapan konsep circular economy tidak dapat terwujud dengan hanya mengandalkan dukungan pemerintah saja, sektor swasta dan masyarakat juga harus berpartisipasi," sambungnya.

Organisasi telah mendesak untuk mengadopsi konsep circular economy dalam operasi mereka untuk membangun keberlanjutan bisnis jangka panjang, sementara masyarakat harus menyadari pentingnya konsumsi yang bertanggung jawab dan mengubah perilaku mereka untuk memfasilitasi proses menggunakan limbah dan produk sampingan dari konsumsi mereka sebagai bahan baku.

"Hanya melalui kolaborasi semacam itu, bangsa kita dapat benar-benar mencapai kesejahteraan yang stabil dan berkelanjutan," katanya.

Presiden dan CEO SCG Roongrote Rangsiyopash menyatakan, konsep circular economy dapat membantu memecahkan masalah makin berkurangnya Sumber Daya Alam yang sedang dihadapi, karena konsep ini bekerja secara berbeda dari model ekonomi linear tradisional (Take-Make-Dispose).

"Konsep ini mendukung pelestarian Sumber Daya Alam dan menggunakannya dengan cara yang paling efisien, dengan menciptakan sistem di mana limbah dapat masuk kembali ke rantai pasokan," katanya.

Dia menambahkan, circular economy dapat mewudjukan keberlanjutan pada lingkungan dan sosial. SCG, sebagai bagian dari sektor bisnis, berkomitmen untuk menjadi salah satu kekuatan pendorong utama untuk memulai kolaborasi dengan pihak lain.

SD Symposium 2018 mengumpulkan pemikiran para pemimpin dan perwakilan dari organisasi terkemuka untuk berbagi kisah mereka tentang keberhasilan penerapan konsep circular economy.

"Tujuannya adalah agar para peserta mendapatkan perspektif baru yang dapat memecahkan masalah global dan akan terinspirasi untuk mengadopsi konsep circular economy," jelasnya.

(feb)

Sebelumnya

1 / 2

Let's block ads! (Why?)

http://economy.okezone.com/read/2018/07/09/320/1919911/circular-economy-dari-limbah-jadi-senjata-sejahterakan-masyarakat

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Circular Economy, dari Limbah Jadi 'Senjata' Sejahterakan Masyarakat"

Post a Comment

Powered by Blogger.