:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2126837/original/092981700_1524903373-20180428-Ekonomi-AY5.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan tidak mengubah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Ekonom menilai, meski APBN tidak ada perubahan tetapi masih kredibel.
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menuturkan, pemerintah tidak mengubah postur APBN 2018 tidak terlalu berdampak negatif. Hal itu karena asumsi makro ekonomi pada APBN 2018 dan realisasinya tidak terlalu jauh sehingga mungkin menjadi pertimbangan pemerintah.
Apalagi meski harga minyak dunia naik ke posisi USD 73-USD 78 per barel. Kenaikan harga minyak tersebut juga dongkrak penerimaan negara.
"Deviasi tidak besar jadi tidak ubah asumsi APBN. Dampaknya terhadap asumsi relatif kecil. Saya pikir APBN masih kredibel," ujar Josua saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/7/2018).
Ia menambahkan, pemerintah juga masih konsisten menjaga dan mengelola defisit fiskal dan transaksi berjalan. Ini mengingat lembaga pemeringkat internasional menyoroti soal fiskal. "Jaga defisit 2 persen-2,5 persen, ini lebih rendah dari realisasi APBN 2017. APBN 2018 tetap realistis dan kredibel meski tidak ada perubahan," kata Josua.
Meski demikian, Josua menilai pemerintah juga perlu tetap konsisten dan berupaya menjaga kestabilan makro ekonomi Indonesia. Ini mengingat ancaman perang dagang dan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan agresif. The Federal Reserve diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali lagi pada 2018.
"Tantangan eksternal cukup berat. Asumsi APBN di tengah gejolak pasar keuangan global. Pemerintah buat asumsi inline dengan kondisi domestik,” kata dia.
Josua juga menilai, pemerintah lebih memilih fokus dengan APBN 2018 yang sudah ditetapkan untuk penyerapan anggaran dan belanja pemerintah lebih baik. Ketimbang mengubah APBN 2018 yang akan membutuhkan waktu untuk penyerapan anggaran dan belanja pemerintah ke depannya.
"Realisasi penyerapan anggaran lebih lama bila ada perubahan. Penyusunan dipa itu perlu waktu. Revisi itu tidak efektif untuk belanja pemerintah. Ini agar produktif dan efisien jadi diputuskan tetap," kata Josua.
Selain itu, menurut Josua, pelaku pasar merespons positif dari harmonisasi Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Seperti diketahui, dalam APBN 2018 ditetapkan asumsi makro ekonomi antara lain pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat 13.400.
Selanjutnya suku bunga SPN 5,2 persen, harga minyak USD 48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hati dan lifting gas sebesar 1.200 ribu barel per hari.
Hingga Mei 2018, inflasi tercatat sekitar 3,2 persen, tingkat bunga SPN tiga bulan 4,2 persen, nilai tukar rupiah 13.714 per dolar AS. Kemudian ICP atau harga minyak Indonesia sekitar USD 66, lifting minyak 742 ribu dan lifting gas 1.138.000.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3584594/ekonom-apbn-2018-masih-kredibel-meski-tak-ada-perubahanBagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom: APBN 2018 Masih Kredibel meski Tak Ada Perubahan"
Post a Comment