Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis pekan ini. Dar awal perdagangan hingga penutupan, IHSG tak mampu bangkit.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (19/12/2019), IHSG ditutup turun 37,32 poin atau 0,59 persen ke posisi 6.249,93. Sementara itu, indeks saham LQ45 turun 0,94 persen ke posisi 1.009,49.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.281,41 dan terendah 6.235,84.
Sebanyak 210 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 180 saham menguat dan 173 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 525.431 kali dengan volume perdagangan 16,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun.
Investor asing jual saham mencapai Rp 221,34 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.985.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sembilan sektor yang berada di zona merah. Dimana pelemahan dipimpin sektor perkebunan yang turun 1,85 persen, sektor infrastruktur melemah 1,41 persen dan sektor keuangan yang melemah 0,73 persen.
Sementara sektor yang menguat hanya sektor perdagangan yang naik 0,15 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG diantaranya BIKA yang turun 24,48 persen ke Rp 145 per lembar saham, PCAR melemah 22,22 persen ke Rp 1.260 per lembar saham dan PICO turun 21,60 persen ke Rp 2.650 per lembar saham.
Saham-saham yang menguat antara lain BOSS yang naik 30 persen ke Rp 208 per saham, HOTL menguat 26,44 persen ke Rp 110 per saham dan JSKY naik 26 persen ke Rp 252 per saham.
Pembukaan Hari Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini.
Pada pra pembukaan perdagangan, Kamis (19/12/2019), IHSG turun 12,86 poin atau 0,20 persen ke level 6.274,38. IHSG masih tetap berada di zona merah pada pukul 09.00 WIB. IHSG turun lebih dalam yaitu 21,86 poin atau 0,35 persen menjadi 6.264,50.
Indeks saham LQ45 juga turun 0,66 persen ke posisi 1.012,55. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona merah.
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.281,41 dan terendah di 6.264,29.
Sebanyak 110 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 71 saham melemah sehingga menekan IHSG. Di luar itu, 150 saham diam di tempat.
Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 28.636 kali dengan volume perdagangan 247,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 258 miliar.
Investor asing jual saham Rp 67 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 13.983 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada dua sektor yang menguat yaitu sektor barang konsumsi yang naik 0,07 persen dan sektor perdagangan yang menguat 0,21 persen.
Saham
Sektor aneka industri anjlok 0,73 persen dan membukukan pelemahan terdalam. Disusul sektor keuangan yang melemah 0,69 persen dan sektor infrastruktur yang turun 0,32 persen.
Saham-saham yang menguat diantaranya MFMI naik 19,01 persen ke level Rp 720 per lembar saham, INAF naik 15,89 persen menjadi Rp 620 per lembar saham dan NIKL naik 14,11 persen menjadi Rp 555 per lembar saham.
Sementara saham-saham yang melemah dan membawa IHSG ke zona merah antara lain LMAS turun 8 persen menjadi Rp 69 per lembar saham, HDFA turun 6,67 persen menjadi Rp 126 per saham dan IFII turun 6,25 persen menjadi Rp 212 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Mampu Bangkit, IHSG Ditutup Melemah ke 6.249,93"
Post a Comment