Liputan6.com, Jakarta - Tim Ahli Menteri Perekonomian, Ngakan Timur Antara, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara dunia saat ini dipengaruhi degan seberapa besar generasi pemuda yang produktif. Oleh karenanya, kata dia, bonus demografi yang akan datang pada 2030 menjadi peluang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan tertingginya.
Ngakan menyampaikan setiap negara berkesempatan mendapatkan peluang bonus demografi. Seperti halnya China, dalam puncak bonus demografi negeri Tirai Bambu itu mampun tumbuh double digit, sementara pasca melewati bonus demografi pertumbuhan China terkoreksi menjadi 6 persen.
"Indonesia tidak ingin seperti itu kita harus persiapkan SDM. Kalau tidak siapkan SDM engan baik, bukan jadi bonus tapi jadi beban pemerintah dan membuat ekonomi sulit," kata Ngakan di Jakarta, Selasa (24/12/2019).
Ngakan menambahkan jumlah tenaga kerja di Indonesia pun akan semakin akan produktif apabila SDM dipersiapkan sejak dini.
Namun dalam menyiapkan SDM butuh bergandengan tangan, artinya menjadi tanggungjawab bersama baik pemerintah Indonesia, perguruan tinggi, hingga masyarakat
"Ini adalah tugas kita bersama, kampus, pemerintah, dan masayrakat, kampus merupakan produsennya yang mengabil langkah-langkah dalam menyiapkan kurikulum. Karena uatan manusia bisa berubah suatu saat dengan kondisi dan dinamika yang ada," pungkas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Miliki Bonus Demografi, Begini Cara Pemerintah Ciptakan SDM Unggul
Pemerintah mencanangkan program prioritas pembangunan nasional ke depan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Langkah strategis ini menjadi penting karena untuk mengambil peluang dengan adanya bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia.
"Pada periode tahun 2020 hingga 2024, kita berada di puncak periode bonus demografi. Artinya, Indonesia diprediksi mengalami jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) yang lebih besar," kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Komunikasi Masrokhan, melalui keterangan resminya, Minggu (22/9/2019).
Masrokhan mengatakan, potensi yang bakal dimiliki Indonesia tersebut, perlu dioptimalkan secara baik terutama dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo, apabila kita lebih fokus mengembangkan kualitas SDM dan menggunakan cara-cara baru, diyakini bonus demografi itu menjadi bonus lompatan kemajuan kita," imbuhnya.
Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai wujud kesiapan memasuki era industri 4.0.
Salah satu poin yang ditekankan adalah memacu kompetensi SDM industri. Sebab, industri selama ini konsisten menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri masih memberikan kontribusi paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional pada triwulan II tahun 2019 dengan capaian 19,52 persen year on year (yoy)
"Kinerja industri manufaktur kita masih terlihat agresif, seiring dengan adanya ekspansi dan investasi baru," ungkap Masrokhan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Soal Bonus Demografi, Pemerintah Diminta Tak Tiru China"
Post a Comment