Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi profit taking membawa rupiah menguat secara teknikal.
Mengutip Bloomberg di pasar spot, Rabu (4/12), rupiah menguat 0,07% ke Rp 14.105 per dolar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga menguat 0,03% ke Rp 14.125 per dolar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan rupiah hari ini menguat tipis karena aksi profit taking setelah dalam dua hari berturut rupiah melemah.
Senada, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan hari ini tidak banyak data ekonomi yang keluar. "Penguatan rupiah hanya karena sentimen teknikal saja dan BI belakangan ini cenderung menjaga rupiah," kata Lukman.
Baca Juga: Rupiah ditutup menguat 0,07% di level Rp 14.105 per dolar AS
Sentimen dari dalam negeri juga turut mendukung penguatan rupiah. Renny menilai inflasi Indonesia yang masih terjaga turut menyokong rupiah.
Pada November inflasi Indonesia masih terjaga di 0,14% secara bulanan dan 3,08% secara tahunan.
Untuk pergerakan rupiah besok (5/12), Reny memproyeksikan rupiah cenderung bergerak sideways. "Dari dalam negeri belum ada sentimen positif yang mendorong penguatan rupiah, sementara nanti malam banyak data ekonomi AS akan keluar," kata Reny.
Malam nanti, AS akan merilis data ADP Non Farm Employment Change dan ISM Non Manufacturing PMI.
Lukman menganalisis secara teknikal dan fundamental rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan karena tertekan sentimen makin memanasnya hubungan dagang AS dan China.
Baca Juga: Rupiah dibuka melemah Rp 14.120 pagi ini, berikut sentimennya
"Dalam kondisi yang tidak pasti akibat perang dagang, rupiah akan cenderung melemah, apalagi jika data AS dirilis positif," kata Lukman.
Reny memproyeksikan rentang rupiah besok berada di Rp 14.102 per dolar AS hingga Rp 14.143 per dolar AS.
Sementara, Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di retang Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.175 per dolar AS.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah menguat karena aksi profit taking"
Post a Comment