KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal syariah tanah air terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terbukti dari mendominasinya transaksi yang berkaitan dengan saham syariah.
Dari sisi jumlah saham, sebanyak 413 saham dari total 659 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan saham-saham yg masuk daftar efek syariah. Ini berarti, 63% dari total efek yang terdaftar di BEI merupakan saham syariah.
Frekuensi transaksi harian bursa juga didominasi oleh saham syariah. Dari rata-rata 460.000 kali transaksi per hari, 63% diantaranya merupakan transaksi terhadap saham syariah. Boleh dibilang, transaksi di bursa didominasi oleh saham syariah.
Baca Juga: OJK berencana mendorong penerbitan wakaf linked sukuk pada tahun depan
Meski demikian, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh BEI dalam mengembangkan pasar modal syariah. Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh mengatakan, salah satu kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan pasar modal syariah adalah rendahnya literasi masyarakat Indonesia.
Hal ini tidak terlepas dari keunikan geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau. "Karena kita terdiri atas 17.000-an pulau, sangat luas, sehingga penetrasinya tidak gampang. Isu utama di Indonesia adalah daya jangkau," ujar Irwan saat ditemui di sela-sela Sharia Investment Week 2019, Jumat (22/11).
Baca Juga: BEI akan menerbitkan indeks saham syariah berbasis green & sustainable value di 2020
Untuk mengatasi hal ini, Irwan mengaku BEI telah mengupayakan beberapa hal. Misalnya dengan menjangkau dan mengedukasi masyarakat mengenai pasar modal syariah melalui kantor-kantor perwakilan BEI yang tersebar di penjuru tanah air.
Tetapi, Irwan mengaku hal ini masih dilakukan secara terbatas. Sebab, BEI juga memiliki tugas untuk mengembangkan pasar modal konvensional, bukan hanya pasar modal syariah.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini tantangan BEI dalam mengembangkan pasar modal syariah"
Post a Comment