KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2010 jumlah penduduk yang beragama Islam sebanyak 209,12 juta jiwa atau 87,17% dari total penduduk yang mencapai 239,89 juta jiwa. Tahun depan, diperkirakan populasi umat muslim tanah air akan mencapai 263,92 juta jiwa.
Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Besarnya populasi umat muslim tentu menjadi modal besar bagi pengembangan pasar modal syariah tanah air, termasuk pengembangan produk filantropi saham syariah.
Baca Juga: Hingga November 2019, enam sekuritas sudah luncurkan layanan filantropi syariah
Per tahun 2019, sebanyak 15 Anggota Bursa telah memiliki Syariah Online Trading System (AB-SOTS). Sebanyak enam di antaranya telah menyediakan layanan filantropi syariah khususnya wakaf saham.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indoensia (BEI) Irwan Abdalloh mengatakan, layanan wakaf saham yang disediakan oleh BEI termasuk unik. Sebab, wakaf saham ini bisa dilakukan oleh investor perorangan (ritel).
Bandingkan dengan sistem wakaf saham di Negeri Jiran Malaysia, dimana wakaf saham hanya dapat dilakukan oleh perusahaan.
Baca Juga: Philip Sekuritas dan Panin Sekuritas luncurkan layanan wakaf saham
"Sementara wakaf di Malaysia, itu basisnya adalah corporate stock. Sebagian dari pendapatan perusahaan disalurkan sesuai porsi sahamnya," ujar Irwan saat ditemui di sela-sela Sharia Investment Week 2019, Jumat (22/11).
Hal ini karena pengembangan filantropi pasar modal syariah tanah air memang dikembangkan dengan basis ritel. Siapa pun pemilik saham syariah dapat mewakafkan sahamnya. Sebab, BEI mengoptimalkan investor ritel syariah untuk menjadi pelaku filantropis.
Editor: Yudho Winarto
Editor: Yudho Winarto
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Indonesia berpotensi jadi acuan produk filantropi pasar modal syariah dunia"
Post a Comment