Search

Faisal Basri Kritik Menko Luhut: Semua Diurus, Itu Calo atau Menteri

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior, Faisal Basri mengungkapkan keheranannya atas nomenklatur atau penyatuan sektor maritim dan investasi di bawah satu menteri koordinator. Menurutnya, penyatuan tersebut bukan merupakan hal yang positif untuk perekonomian Indonesia.

"Urusan investasi ini siapa panglimanya? menko perekonomian atau menko maritim? menko maritim ngurusin elektronik juga mobil listrik juga. yang begini begini akibatnya saya rasa suatu saat akam chaos gitu, tahun kedua reshuffle karena susah dengan komposisi seperti ini," kata Faisal Basri saat ditemui di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Dia menilai hal ini juga merupakan kesalahan diagnosis. Menurutnya, mengenai persoalan investasi cukup satu pintu di bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Sebenarnya di nomenklatur itu urusannya Menko Perekonomian, kenapa di maritim? Apakah hanya maritim yang didorong investasinya? Nggak juga kan. Kalau ingin meningkatkan peran Pak Luhut, angkat saja jadi Perdana Menteri sekalian," jelas Faisal Basri.

2 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menurutnya, saat ini Menko Luhut terlalu mengurus semua hal. Ditambah saat ini urusan investasi pun berada di bawah koordinasinya.

"Dia cawe-cawe disuruh ke kementerian, semua dia urus sekarang. Sampai uang dari Hong Kong masuk ke Indonesia dia (Luhut B Pandjaitan) urus juga. Ini calo apa menteri? Semua diurus. Memang nomenklaturnya di dia, tapi jadi nggak benar. Kalau mau jelas, angkat saja dia jadi Perdana Menteri, dia suruh semua menterinya," ujarnya.

Padahal, kata dia, investasi di Indonesia tidak terlalu buruk. Sehingga dia menegaskan dirinya tidak mengerti maksud dan tujuan nomenklatur tersebut.

"Apalagi penyebabnya adalah seolah-olah investasi kita ini jeblok, nggak. Investasi Indonesia tidak jelek-jelek amat. Pertumbuhan investasi Indonesia itu lebih tinggi dari rata-rata Negara ASEAN, lebih tinggi dari Cina, hanya lebih kalah dari Vietnam dan India. Jadi diagnosisnya salah," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4115598/faisal-basri-kritik-menko-luhut-semua-diurus-itu-calo-atau-menteri

Bagikan Berita Ini

1 Response to "Faisal Basri Kritik Menko Luhut: Semua Diurus, Itu Calo atau Menteri"

  1. vSekiranya bank anda tidak memberi pinjaman kepada anda, terdapat tempat yang sah di mana anda boleh mendapatkan pinjaman asal. Saya ingin mendapatkan pinjaman institusi yang saya dapati dalam talian untuk semua saudara Muslim yang mencari pinjaman dengan cepat untuk menyelesaikan masalah yang diinginkan. Saya mendapat pinjaman Rp 700,000.00 dari ibu KARINA ROLAND LOAN COMPANY yang saya gunakan untuk mengubahsuai rumah sakit saya dan untuk melengkapkan perniagaan saya. Saya mendapat pinjaman daripada mereka beberapa bulan lalu. Saya meminjam dari mereka kerana terdapat banyak syarikat pinjaman palsu dalam talian. Saya juga memperkenalkan abang saya yang juga mendapat pinjaman sebesar Rp. 500,000,000 KARINA ROLAND LOAN COMPANY. Sebelum saya menghubungi mereka untuk pinjaman, saya juga melakukan banyak kajian tentang mereka dan mendapati mereka benar-benar sahih. Mereka tidak seperti syarikat pinjaman barat yang palsu. Jadi saya meminta pinjaman tanpa jaminan dengan mereka. Mereka menyediakan pinjaman mengikut undang-undang dan peraturan Islam. Tiada Jaminan Diperlukan. Tiada kos tersembunyi. Mereka meminjamkan proses yang cepat dan mudah. Tetapi anda mesti dapat meluluskannya. dan Anda juga mesti membayar balik pinjaman mereka pada waktu yang ditetapkan. Saya ingin bertanya kepada semua orang Islam yang benar dan tidak ada muslim untuk menghubungi ibu karina yang baik di e-mel atau WhatsApp: +15857083478 (karinarolandloancompany@gmail.com) anda boleh menghubungi saya untuk memberi nasihat juga melalui e-mel (nurraysadiena@gmail.com)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.