
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan nilai ekspor secara nasional ini disebabkan adanya penurunan nilai ekspor dari sektor migas dan non-migas terutama perhiasan.
"Di sana ekspor migasnya turun 5,17% dan kalau kita lihat ke dalam yang alami penurunan ekspor minyak mentah. Nilai hasil minyaknya masih naik. Nilai gasnya turun 11,04%. Sementara untuk ekspor non migas Agustus ke September turun 1,03% karena penurunan beberap akomoditas perhiasan atau permata HS 71, kendaraan dan bagiannya HS 87 dan pakaian jadi bukan rajutan HS 62," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Ekspor minyak mentah, kata dia, alami penurunan baik nilai atau volume. Ekspor hasil pertambangan juga turun dalam sebesar 14,82%.
"Di sana turun ekspor adalah batu bara, kita tahu harga batu bara turun curam, biji tembaga dan seng. Ini yang bikin ekspor pertambangan YOY nturun 14,82%," sambungnya.
Sementara, ada barang industri juga yang mengalami penurunan ekspor.
"Industri month to month turun 3,51% terjadi karena ada penurunan ekspor logam dasar mulia, pakaian jadi dari tekstil, peralatan listrik dan kendaraan bermotor roda empat dan lebih," tutur dia.
Sedangkan dari sektor pertanian, tercatat ada peningkatan ekspor sepanjang September 2019.
"Untuk pertanian MTM-nya alami peningkatan dibandingkan Agustus 2019, ekspor pertanian naik 5,27% di sana komoditas yang ekspornya naik buah buahan tahunan, ekspor tembakau, ekspor tanaman obat aromatiik dan rempah dan sayuran," jelasnya.
Simak Video "Berorientasi Ekspor, Jokowi Goda China untuk Investasi"
[Gambas:Video 20detik]
(dna/dna)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini yang Bikin Ekspor RI Turun Tajam Sepanjang September 2019 - detikFinance"
Post a Comment