Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 66 poin atau 0,47 persen menjadi Rp13.994 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis PT Jasa Utama Capital Chris Apriliony mengatakan, ada 2 faktor pendorong nilai tukar perkasa bahkan tembus di bawah level Rp14.000 per dolar AS tersebut.
"Yang menompang rupiah yaitu meredanya sentimen global perang dagang AS-Tiongkok. Kedua ialah cadangan devisa (cadev) yang cukup besar. Namun secara umum, akibat perang dagang yang mulai mereda," tuturnya kepada Liputan6.com, Kamis (12/9/2019).
Seperti diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2019 tercatat sebesar 126,4 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2019 sebesar 125,9 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Chris menjelaskan, situasi ekonomi Indonesia yang kini kondusif juga membawa sentimen positif bagi gerak rupiah.
"Kalau di tarik kan sentimennya masih positif, belum ada sentimen negatif. Jika posisi indonesia kuat secara indikator-indikator ekonominya bukannya lebih punya peluang menguat lebih besar," paparnya.
IHSG Ditutup Menguat, Rupiah di Posisi 14.050 Per Dolar AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Selasa pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa (10/9/2019), IHSG menguat 10,46 poin atau 0,17 persen ke level 6.336,67. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,29 persen ke posisi 992,86.
Sebanyak 203 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 204 saham melemah sehingga menahan penguatan ke level yang lebih tinggi. Di luar itu, 150 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 582.461 kali dengan volume perdagangan 14 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,7 triliun.
Investor asing jual saham Rp 208,488 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.050.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor mengalami penguatan dan lima sektor tertekan. Lima sektor yang menguat adalah perkebunan, aneka industri, kontruksi, infrastruktur dan keuangan.
Sedangkan sektor yang melemah adalah pertambanganm industri dasar, barang konsumsi, perdagangan dan manufaktur.
Pergerakan Saham
Sementara saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain KARW naik 34,62 persen ke Rp 70 per saham, OKAS naik 34,58 persen ke Rp 144 per saham dan ETWA naik 33,33 persen ke Rp 72 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain SHID yang turun 19,51 persen ke Rp 3.300 per saham, FIRE turun 18,09 persen ke Rp 2.490 per saham dan PGLI turun 10,71 persen ke Rp 250 per saham.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Reda, Rupiah Perkasa ke Level Rp13.994"
Post a Comment