KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis PT XL Axiata Tbk (EXCL) dinilai masih cerah di semester kedua seiring tingginya porsi pendapatan layanan data. Bukan berarti bisnis emiten berkode EXCL luput dari tantangan.
Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra menyebut, layanan data akan menjadi penopang utama kinerja EXCL dalam beberapa waktu ke depan. Catatan saja, sampai kuartal satu lalu, porsi pendapatan layanan data mencapai 73,7% dari total pendapatan EXCL. Di sisi lain, pendapatan dari bisnis legacy kini hanya mencapai 26,9%.
Senada, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi bilang, bisnis layanan data akan sangat krusial bagi EXCL mengingat tren konsumsi jaringan data di kalangan masyarakat terus meningkat. Di sisi lain, penggunaan layanan suara dan SMS yang termasuk dalam lini bisnis legacy terus berkurang.
“Potensi tergerusnya pendapatan legacy tidak akan terlalu dirasakan oleh EXCL karena porsinya juga memang tergolong kecil untuk saat ini,” terang Michael, Selasa (2/7).
Namun demikian, EXCL tetap mesti bersiap menghadapi potensi perang tarif utamanya untuk layanan data dengan operator-operator lain. Posisi EXCL terbilang sulit lantaran mayoritas pangsa pasar industri telekomunikasi Indonesia dikuasai oleh pesaingnya, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Alhasil, TLKM lewat anak usahanya, PT Telekomunikasi Seluler memiliki kemampuan yang lebih besar dalam urusan mengendalikan harga tarif layanan data.
Di samping itu, EXCL juga perlu memperkuat lagi kualitas jaringan datanya. Berbagai cara dapat diterapkan, seperti memperbanyak infrastruktur jaringan data atau base transceiver station (BTS) di berbagai wilayah di Indonesia.
Perlu diketahui, per akhir Maret 2019 EXCL memiliki total 122.175 BTS di seluruh Indonesia. Adapun total BTS 4G milik EXCL berjumlah 33.106 BTS.
Tapi, upaya ini juga tak semudah yang diperkirakan. Pasalnya, untuk membangun BTS khususnya yang mendukung layanan 4G di tempat-tempat pelosok akan memakan biaya besar. Padahal, EXCL masih berusaha melakukan efisiensi.
Dengan kondisi tersebut, Michael yakin EXCL masih akan fokus memaksimalkan bisnis layanan data di kota-kota besar. “EXCL mungkin juga akan lebih cenderung mengganti spektrum jaringan 2G dengan jaringan 4G ketimbang jor-joran membangun BTS baru,” terang Michael.
Michael pun masih merekomendasikan beli saham EXCL dengan target harga Rp 3.400 per saham.
Rekomendasi beli juga diberikan oleh Etta dengan target Rp 4.000 per saham. Etta memproyeksikan, pendapatan EXCL akan mencapai Rp 23,86 triliun pada akhir tahun 2019 dengan laba bersih Rp 374 miliar.
Selasa (2/7), harga saham EXCL berada di Rp 2.960 per saham.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "XL Axiata (EXCL) masih menghadapi tantangan bisnis layanan data di semester II-2019"
Post a Comment