Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia sudah menyetujui rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) Blok Masela yang ditawarkan atau diajukan oleh Inpex Corporation.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, POD yang telah ditandatangani pada 5 Juli 2019. Rencana pengembangan tersebut berisi acuan besaran nilai dan target investasi. Selain itu, proposal tersebut juga mengatur mengenai insentif dan penetapan bagi hasil.
"Jadi enggak boleh lebih dari itu. Kalau ada lebih harus diurus. Kemudian insentif apa, berupa tax, split, investment credit, untuk supaya mencapai tingkat keekonomian sesuai dengan cost," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Menurut Dwi, dalam POD juga ditetapkan skenario sebagian sumber pendanaan proyek berasal dari internal kontraktor. "Kemudian di situ akan menyangkut masalah skenario pendanaan segala macam, yang akan dilaksanakan oleh kontraktor. Dengan skenario itu semua Pak Menteri menyetujui," tuturnya.
Untuk menetapkan penyerap gas yang dihasilkan dari Blok Masela, SKK Migas akan menyerahkan sepenuhnya ke Inpex sebagai operator lapangan gas abadi ini. Namun, pemerintah melalui SKK Migas memiliki kewenangan untuk menyetujui alokasi penjualan gasnya.
"Itu kan yang lead-nya Inpex, ya itu nanti terserah Inpex, kalau Inpex ditunjuk sebagai penjual produk, itu kan ditender juga nanti, network Shell ikut ya silahkan saja," tandasnya.
PGN Jajaki Serap Gas dari Blok Masela
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencari sumber gas potensial, diantaranya sedang menjajaki produksi gas dari Blok Masela. Perusahaan tersebut selalu terbuka, untuk menjalin komunikasi dengan operator gas hulu.
Direktur Pemasaran PGN Danny Praditya mengatakan, keberadaan Blok Masela sangat memungkinkan sebagai pondasi baru bagi penyediaan gas bumi domestik. Akan tetapi, sejauh ini PGN baru tahap menjajaki kemungkinan kerja sama untuk pemanfaatan gas dari Blok Masela.
“Apalagi dengan menyandang status sebagai Sub Holding Gas, maka peran komersialisasi dan monetisasi gas bumi adalah tugas PGN,” kata Danny, di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Untuk sampai tahap finalisasi, menurut Danny masih membutuhkan proses yang panjang. Sebab, PGN harus memperoleh data dan informasi detil terkait perkembangan Blok Masela terlebih dulu.
Selain itu, terdapat proses kajian yang lebih mendalam untuk proses kerjasama nantinya. Hal-hal seperti pengadaan modal, volume produksi, hingga perkiraan harga, mesti dikaji lebih terperinci.
“Ini baru tahap penjajakan, ke arah kerja sama masih panjang prosesnya,” tutur Danny.
Danny juga menjelaskan, pasokan gas dari Lapangan Abadi ini sangat potensial untuk menjaga pasokan keperluan gas domestik. Hanya saja, perlu ada kajian keekonomian yang lebih rinci lagi.
"Ya untuk kesinambungan pasokan di domestik tentunya itu cukup signifikan ya, tinggal nanti keekonominannya seperti apa," ujar Danny.
Di sisi lain, PGN menganggap pemanfaatan Blok Masela sebagai potensial portofolio pasok yang akan menjamin pasokan di domestik. Intinya, lanjut Danny, untuk pengelolaan gas pastinya PGN aktif melibatkan diri.
“Sub Holding Gas memang sudah seperti itu tugasnya, kini pengelolaan infrastruktur pun gas bumi sudah di PGN,” tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Setujui Proposal Pengembangan Lapangan Gas Abadi Masela"
Post a Comment