Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka kemiskinan pada Maret 2019 mencapai 9,41%, turun 0,41 poin dibandingkan periode sama tahun lalu. Jumlah penduduk miskin kini hanya 25,14 juta orang.
Tak hanya indikator kemiskinan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio pada Maret 2019 mencapai 0,382. Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna).
Foto: Ahmad Erani Yustika, Stafsus Presiden (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
|
Angka Gini Ratio ini menurun 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio pada September 2018 yang sebesar 0,384 dan menurun 0,007 poin dibandingkan dengan Gini Ratio pada Maret 2018 yang sebesar 0,389. Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika menilai hasil ini tak lepas dari berbagai program yang digagas pemerintah yang diarahkan pada beberapa hal pokok.
"Seperti peningkatan dan pemerataan akses hidup layak, lapangan kerja, permodalan, serta kepemilikan aset melalui bantuan, perlindungan, dan pemberdayaan masyarakat," kata Erani kepada wartawan.
Program tersebut dilakukan melalui Beras Sejahtera, Program Keluarga Harapan, Program Indonesia Pintar, Reformasi Agraria dan Perhutanan Sosial, dan Jaminan Kesehatan Nasional, dan dana desa.
Ekonom jebolan University of Gottingen, Jerman, ini tak memungkiri, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional kerap menjadi sorotan publik. Meski demikian, hasil dari pertumbuhan ekonomi terbukti mampu menekan tiga masalah sosial sekaligus.
"Yaitu kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan. Artinya, terjadi pendalaman kualitas pemembangunan," jelasnya.
"Dengan pertumbuhan ekonomi 5,07% pada triwulan I-2019, maka dapat dikatakan bahwa 1% pertumbuhan ekonomi mampu mengurangi sekitar 159 ribu penduduk miskin," kata Erani.
Simak ulasan jumlah penduduk miskin Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
(tas)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "News Jumlah Orang Miskin di RI 25 Juta, Bisa Ditekan Berapa Lagi? - CNBC Indonesia"
Post a Comment