KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk masih menggelar penawaran umum perdana saham yang berlangsung pada 1-4 Juli 2019 bertempat di Bank Mandiri cabang Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten pengemasan ini menawarkan 1,3 miliar saham atau 32,10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 193 per saham.
Pada hari kedua (2/7) ini, ada sekitar 200 orang yang berminat untuk menjadi investor. Para calon investor diharuskan mengisi daftar hadir dan menunggu dipanggil ke dalam ruang penawaran umum. Karena keterbatasan ruang, pengambilan formulir di ruang penawaran umum dibagi menjadi empat kloter.
Sebelum giliran kloternya tiba, para calon investor diarahkan untuk menunggu di ruang tunggu. Ruang tunggu yang disediakan adalah sebuah ruang luas yang masih berlantai dan berdinding semen. Banyak calon investor yang terlihat tidak nyaman dengan debu yang masih bertebaran. Oleh karena itu, banyak calon investor yang menunggu di depan ruang penawaran umum walau mereka harus berdiri.
Parlin merupakan salah satu calon investor yang hadir di penawaran umum hari kedua. Dia datang karena tertarik dengan perusahaan penyedia kemasan ini. Parlin merasa yakin bahwa Satyamitra Kemas Lestari adalah perusahaan besar yang terpercaya. Dia bahkan berencana membeli sekitar 40.000 saham.
Namun, saat tiba di lokasi dan melihat banyaknya orang yang berminat menjadi calon investor, ia menjadi sedikit pesimistis. Parlin tidak yakin kalau bisa membawa pulang 40.000 saham calon emiten BEI tersebut. Berapapun jumlah yang akan didapat, ia mengaku pasrah.
Untuk kemungkinan naik turunnya saham, Parlin yakin kalau saham emiten ini akan naik. Bahkan ia sudah berencana, kalau saham perusahaan ini naik, dia akan menyimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Selain Satyamitra Kemas Lestari, Parlin juga melirik saham milik DMS Propertindo. Setelah penawaran umum Satyamitra, ia akan segera berangkat ke Kuningan untuk mencoba mendapatkan saham DMS.
Calon investor yang lain adalah Irwan Tantjung. Lelaki yang tinggal di Pasar Baru ini sudah 20 tahun berkecimpung di dunia saham setelah tidak bekerja. Baginya, dunia bursa saham ini adalah dunia yang menguntungkan.
Menurut Irwan, Satyamitra Kemas Lestari merupakan perusahaan yang cukup bagus. Namun, Irwan enggan investasi banyak karena dia tidak yakin dengan kemungkinan naiknya saham perusahaan ini. Irwan mengaku kalau jadi calon investor di emiten ini karena iseng.
“Perusahaan ini boleh, sih. Hanya saya tahu ada yang lebih baik. Saya beli sedikit saja, deh. Di bawah 1.000 saham,” kata Irwan. Irwan pun menambahkan bahwa ia sudah punya investasi saham di Trimegah dan Sinarmas. Jadi, kalau saham Satyamitra Kemas Lestari naik, ia akan langsung melepasnya.
Untuk selanjutnya, ia berencana untuk investasi di Indofood (INDF) dan Sampoerna (HMSP). Dua perusahaan besar ini dinilai akan membawa keuntungan lebih besar daripada Satyamitra Kemas Lestari.
Setelah membagikan suka akan total keuntungan yang didapat, Irwan juga membagikan dukanya. Selama 20 tahun berkecimpung di dunia bursa saham, dia merasa ada gangguan, yaitu adanya joki saham.
Joki saham
Joki saham ini adalah orang-orang yang dibayar oleh orang lain untuk menjadi calon investor. Biasanya mereka dikoordinasi oleh satu atau dua orang. Joki saham menjadi mengganggu setelah ada beberapa calon investor yang benar-benar ingin berinvestasi, tapi gagal karena kalah dari para joki saham ini.
Dari pengamatan Irwan, sudah sekitar setahun belakangan marak adanya joki saham. Pasalnya, siapapun boleh menjadi investor. Semakin ke sini, jasa joki saham semakin banyak dan itu membuat para investor kelabakan.
Kontan.co.id berhasil menemui dua orang yang menjadi joki saham, yaitu Hana dan Sarah (nama samaran). Hana mengaku kalau dia dikoordinasi oleh dua orang, yaitu W dan H. Berbeda dengan Hana, Sarah dikoordinasi oleh dua orang lain yang ia tidak mau menyebutkan namanya. Namun, dari keterangan keduanya, W, H, dan dua koordinator Sarah merupakan rekan. Mereka pun sama-sama disuruh membeli 6.000 saham.
Hana bercerita bahwa W dan H memerintahkannya untuk mendaftar, mengantre, dan mengambil formulir. Setelahnya, W yang akan mengisikan formulir untuknya. Ia mengaku kalau dirinya sama sekali tidak mengerti soal saham. Dia melakukan hal ini murni karena tergiur dengan bayaran yang didapat.
Hana akan mendapat imbalan berupa uang dan bila namanya yang berhasil menjadi investor, dia akan mendapat tambahan. “Lumayan, saya dapat uang jajan dari ini. Daripada saya di rumah saja kan?” imbuh dia.
Wanita paruh baya ini juga mengungkapkan bahwa W dan H ini sebenarnya juga seperti dia, yaitu sama-sama diperintah oleh atasan untuk menjadi calon investor di Satyamitra Kemas Lestari. Ada orang lain bernama L yang jadi atasan W dan H. Menurut dia, pembelian saham ini seolah membeli barang dengan metode dari tangan ke tangan.
Bila Hana bisa dengan gamblang menceritakan gambaran keuntungan yang ia dapat dengan jadi seorang joki saham, Sarah sebaliknya. Ia mengaku tidak tahu dengan apa yang akan didapatnya setelah ini. Ia hanya ikut saja dengan orang-orang sekampungnya yang digerakkan oleh para koordinator.
Sarah dan orang-orang sekampungnya diangkut menggunakan angkot yang disewa. Angkutan tersebut menjemput mereka sekitar pukul 08.00 WIB. Untuk masuk ke dalam, mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Seperti Hana, Sarah juga diperintahkan untuk memberikan formulirnya untuk diisi kepada sang koordinator.
Hana dan Sarah menunjukkan koordinator masing-masing kepada Kontan.co.id. W, H, dan salah satu koordinator Sarah ternyata selama ini ada di dalam ruang tunggu sambil mengawasi. Kontan.co.id mencoba untuk melakukan wawancara dengan W dan salah satu koordinator Sarah, tapi mereka enggan menanggapi.
Di akhir penawaran umum, W dan salah satu koordinator Sarah mengumpulkan formulir-formulir dari teman-teman Hana dan Sarah. Mereka juga meminta fotokopi KTP masing-masing orang. W dan temannya itu memasukkan semua formulir ke dalam dua ransel dan satu tote bag.
Beberapa saat kemudian muncul seorang wanita paruh baya dan mendekati mereka. W dan salah satu koordinator Sarah memberikan dua ransel dan satu tote bag itu kepada wanita tersebut. Menurut pengakuan Hana, wanita tersebut adalah L, yang disebut sebagai atasan W dan H.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor IPO, berebut saham baru dengan joki"
Post a Comment