Sebelumnya Dedah tercatat menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program PKH. Selama 8 tahun ia mendapat bantuan tunai untuk keperluan anak-anaknya sekolah. Ia memutuskan untuk keluar dari PKH setelah anaknya yang kedua lulus SMK. Sedangkan anaknya yang ketiga kini masih duduk di bangku sekolah dasar.
Ditemui di rumahnya yang cukup sederhana di Dusun Depok, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019), Dedah mengaku tak akan menyesali keputusannya untuk keluar dari PKH. Alasannya, karena masih banyak keluarga lain yang di bawah kondisinya saat ini belum mendapat bantuan pemerintah.
Sehari-hari Dedah bekerja membantu mengasuh anak tetangga. Sedangkan suaminya Karmad (50) bekerja menjadi buruh bangunan. Selama menerima bantuan itu, Dedah mendapat pembinaan dan modul ekonomi dari Pendamping PKH. Perlahan ia mampu memanajemen keuangan keluarga sampai akhirnya kesejahteraannya meningkat.
"Alhamdulillah sekarang sudah mulai meningkat, sudah bisa merenovasi rumah sedikit-sedikit menjadi lebih baik," ucapnya.
Dengan mundurnya Keluarga Dedah dari PKH, harapannya perekonomian meningkat dan mendapat lebih daripada bantuan dari pemerintah tersebut. Tak dipungkiri Dedah program PKH sangat membantunya.
"Memang ini sudah keputusan kami, tanpa ada paksaan, dari hati yang paling dalam. Ikhlas rida bantuan itu untuk yang lain yang betul-betul membutuhkan. Bersyukur dapat bantuan, tapi lebih bersyukur ketika tak mendapat lagi bantuan," ucapnya.
Sementara itu, Pendamping PKH Desa Sukajadi Sri Mulyawati mengaku kaget ketika Dedah berbicara akan keluar dari program PKH. Padahal menurutnya, keluarga Dedah masih layak untuk mendapat bantuan.
"Ya kaget, tapi memang Ibu Dedah kaya hati, meski sebetulnya kondisinya masih layak dibantu. Ini prestasi bagi kami Pendamping PKH, setelah melakukan pembinaan, memberikan modul ekonomi akhirnya bisa mulai menata hidupnya untuk menuju sejahtera," ujarnya.
![]() |
Jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH setelah dikurangi yang mundur saat ini sebanyak 48.414 keluarga yang tersebar di 27 Kecamatan. Dengan jumlah pendamping sebanyak 168 orang.
"Memang dari pusat tak ada target untuk graduasi, tapi kami memiliki target setiap mendamping mampu menggraduasi 2 sampai 3 KPM," ujar Ucu.
Menurut Ucu, KPM yang graduasi memang saat ini sudah mampu menata hidup mereka sehingga kesejahteraannya meningkat. Ada yang mampu bekerja hingga memiliki usaha. Itu berkat pembinaan dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang selama ini dilakukan para pendamping setiap bulan terhadap 1.882 kelompok.
"Kalau untuk gantinya ya itu kewenangan pusat, jadi sistemnya tidak tambal sulam. Kalau yang sudah mundur ya sudah saja keluar tak lagi menerima bantuan," katanya.
![]() |
Kebanyakan KPM PKH yang telah di graduasi mempunyai kegiatan usaha (pemberdayaan ekonomi) baik yang berkelompok maupun perseorangan. Bahkan ada juga alasannya karena merasa masih terdapat keluarga yang lebih berhak menerima bantuan daripada keluarga mereka.
(tro/tro)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Dedah, Dulu Miskin Kini Tolak Program Keluarga Harapan - detikNews"
Post a Comment