Search

Wah! Ada yang Aneh dari Laba Garuda pada 2018 Market - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua komisaris PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menolak menandatangi laporan keuangan 2018. Ada kejanggalan yang ditemukan dalam laporan keuangan tersebut.

Hal tersebut sempat diutarakan oleh salah satu komisaris Chairal Tanjung yang menyebutkan bahwa kontrak dengan salah satu perusahaan penyedia layanan wifi tak seharusnya dibukukan sebagai pendapatan yang membuat Garuda Indonesia menjadi untung.

Menurut Chairal ada dua pendapat yang berbeda dalam penyajian laporan keuangan Garuda Indonesia periode 2018 dan sempat meminta agar keberatan itu dibacakan dalam RUPST, tapi atas keputusan pimpinan rapat permintaan itu tak dikabulkan.

"Tadi di rapat minta untuk dibacakan. Tapi pimpinan rapat tidak perlu dibacakan karena ada di dalam laporan komisaris dan dilekatkan di dalam laporan tahunan keuangan," ucap Chairal dalam surat yang ditujukan kepada manajemen Garuda Indonesia seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (24/4/2019).

Seperti kita tahu, Bursa Efek Indonesia adalah surga pemodal menanamkan uangnya ke perusahaan dengan prinsip transparansi. Namun, lembaran buram terpampang di laporan tahunan Garuda Indonesia Tbk 2018 memicu sebuah pertanyaan besar seputar laba.

Jika anda mengakses situs www.idx.co.id dan mengakses informasi seputar emiten berkode saham GIAA tersebut, anda akan mendapatkan sebendel file PDF berisikan laporan tahunan (annual report) yang biasa disusun oleh emiten sebagai bagian dari keterbukaan informasi.

Jika diperhatikan, semua gambar di file tersebut buram, kemungkinan karena pixel yang pecah ketika diupload dengan skala image lebih rendah guna memudahkan akses agar lebih ringan. Namun anehnya, pemburaman juga terjadi pada bagian tanda-tangan direksi dan komisaris.

Lebih aneh lagi, jika diperhatikan pada bagian "Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung-Jawab atas Laporan Tahunan 2018", yakni pada halaman 478, masih terlihat bahwa ada dua komisaris yang tidak membubuhkan tanda-tangan.

Keduanya adalah Chairal Tanjung dan Dony Oskaria. Chairal mewakili CT Corp selaku pemegang 25,6% saham Garuda melalui PT Trans Airways, sedangkan Dony adalah anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang memiliki saham Garuda dengan porsi di bawah 5%.

Misteri Foto: Laporan Tahunan Garuda
Hingga laporan analisis ini diturunkan, keduanya belum memberikan pernyataan resmi kepada awak media mengenai hal ini. Pelaku pasar sepertinya tidak melihat keanehan ini. Saham Garuda tercatat melesat 74,14% sepanjang tahun berjalan ke Rp 505 per saham.

Namun yang tidak banyak diketahui, ada risiko yang membayangi kinerja perseroan. Tim Riset CNBC Indonesia menemukan kejanggalan di laporan keuangan Garuda tahun 2018, mengenai piutang senilai Rp2,9 triliun yang dicatatkan sebagai pendapatan--sehingga laba bersih terdongkrak.

Mari kita telusuri satu persatu. Di atas kertas, BUMN penerbangan nasional tersebut membukukan laba bersih senilai US$809.846 pada 2018, setara Rp 11,49 miliar (kurs Rp 14.200/US$) dari sebelumnya rugi US$ 216,58 juta (Rp 3,07 triliun). 

Laba tersebut dibukukan dengan pertumbuhan penjualan yang melambat. Total penjualan tahun lalu naik 4,69% year-on-year (YoY) menjadi US$4,37 miliar dibandingkan pencapaian 2017 senilai US$4,18 miliar. Padahal, penjualan tahun 2017 mencapai 8,11%. 

Jika dicek, melambatnya pertumbuhan penjualan itu karena pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal (haji dan charter) anjlok 11,5%. Sebelumnya pos pendapatan ini tumbuh 56,2%. Di sisi lain, pendapatan dari penerbangan berjadwal hanya naik 4,01% ke US$3,54 miliar. 

Karena itulah, GIAA secara operasional semestinya merugi karena total beban usaha yang dibukukan perusahaan tahun lalu mencapai US$4,58 miliar, alias US$ 206,08 juta lebih besar dibandingkan pendapatan yang dibukukan pada tahun 2018.

NEXT

(ags/ags)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190424084625-17-68476/wah-ada-yang-aneh-dari-laba-garuda-pada-2018

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wah! Ada yang Aneh dari Laba Garuda pada 2018 Market - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.