Search

Huni Perbatasan, Warga Sebatik Gunakan Dua Mata Uang; Mayoritas Sembako Didatangkan dari Malaysia - Tribun Kaltim

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Aris Joni

TRIBUNKALTIM.CO, SEBATIK - Selain terdapat sebuah rumah unik yang berada di dua negara, yakni rumah perbatasan yang ruang tamunya berada di Indonesia dan dapurnya berada di wilayah Malaysia, ternyata, di Pulau Sebatik yang merupakan wilayah perbatasan langsung negeri Jiran itu, warganya masih menggunakan dua mata uang untuk kegiatan transaksi jual-beli.

Hal itu diungkapkan Ambon Ala (56), salah seorang warga yang berada tepat di patok 3 tapal batas RI-Malaysia di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Dikatakan Ambo, dirinya pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Sebatik ini sekitar tahun 1970-an. Dirinya berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel).

Diakuinya, di Pulau Sebatik, warga kasih menggunakan Ringgit dan Rupiah sebagai mata uang sah untuk kegiatan transaksi jual-beli.

Bahkan, produk-produk bahan pokok di pulau sebatik merupakan produk dari Malaysia.

"Iya, laku dua-duanya baik rupiah maupun Ringgit. Barangnya juga disini kebanyakan barang dari Malaysia," ujarnya.

Ia menjelaskan, di pulau sebatik dominan warganya berkebun dan mayoritas perantau dari Sulawesi.

"Mayoritas dari Sulawesi, sisanya campuran," ungkapnya.

Sementara itu, ucap Ambo, untuk membeli kebutuhan pokok dan barang dagangan, warga harus pergi ke Tawau Malaysia dengan menggunakan perahu selama 20 menit.

Let's block ads! (Why?)

http://kaltim.tribunnews.com/2019/04/18/huni-perbatasan-warga-sebatik-gunakan-dua-mata-uang-mayoritas-sembako-didatangkan-dari-malaysia

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Huni Perbatasan, Warga Sebatik Gunakan Dua Mata Uang; Mayoritas Sembako Didatangkan dari Malaysia - Tribun Kaltim"

Post a Comment

Powered by Blogger.