Liputan6.com, Jakarta - Meski tidak memiliki nilai ekonomi, bandara di daerah pelosok sangat berguna bagi warga setempat. Salah satu contohnya adalah Bandara Kufar yang terletak di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.
Bandara tersebut merupakan Satuan Pelayanan (Satpel) dari Bandara Banda Neira. Sekaligus menjadi pintu masuk dari bagian timur wilayah Seram.
Bandara sederhana tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi warga Kufar dan sekitarnya. Bandara Kufar menjadi tumpuan harapan mereka untuk melakukan perjalanan menuju kota Ambon dengan waktu tempuh 50 menit.
Jika melewati jalur darat, mereka sedikitnya harus menghabiskan waktu 8 jam perjalanan. Belum lagi harus melakukan penyeberangan dengan menggunakan kapal dengan merogoh kocek setara harga tiket pesawat, yaitu Rp 648 ribu.
Namun sayangnya, lokasi bandara berada tepat di tengah hutan. Jauh dari pemukiman warga. Akses jalan menuju bandara pun dapat dibilang sudah tidak layak sebab banyak kerusakan di sana-sini. Apabila hujan turun deras, jalan akses yang hanya satu-satunya tersebut tidak dapat dilalui karena terendam banjir atau luapan dari rawa-rawa di sepanjang sisi jalan.
Kepala Bandara Banda Neira, Mohammad Amrillah mengatakan jarak bandara ke lokasi pemukiman warga di kota adalah 76 Km. Sementara jarak ke Ibu Kota Kabupaten adalah 112 Km.
"Jam operasi bandara pukul 06.00 sampai pukul 14.00 WIT," kata dia saat ditemui di Bandara Kufar, Maluku, ditulis Selasa (2/4/2019).
Penerbangan dari dan ke Kufar hanya 4 kali dalam satu pekan. Yaitu Selasa, Rabu, Kamis dan Minggu. Maskapai yang melayani penerbangan adalah Trigana Air dengan jenis ATR 42-300 berkapasitas 40 penumpang. Jika kehabisan tiket, mau tidak mau harus menunggu hari berikutnya sebab dalam satu hari hanya ada satu penerbangan.
Amrillah mengungkapkan, Trigana Air merupakan carteran dari pemerintah daerah (pemda) setempat. Harga tiket yang seharusnya sekitar Rp 1.400.000 disubsidi 50 persen oleh APBD sehingga penumpang tinggal membayar setengahnya yaitu Rp 648.000 ditambah airport tax menjadi sekitar Rp 700.000.
Dia mengungkapkan, penerbangan komersial atau flight approval FA carteran pemda terbang perdana pada 7 Agustus 2016.
Hingga 2018, jumlah penumpang terus mengalami peningkatan. Tahun 2016 penumpang yang datang dan pergi hanya berjumlah 2.857 penumpang, kemudian meningkat menjadi 9.687 penumpang di 2017. Lalu pada 2018 terjadi kenaikkan signifikan mencapai 13.164 penumpang dalam satu tahun.
Sulitnya akses menuju bandara membuat maskapai berinisiatif memberi subsidi tumpangan gratis bagi penumpang. Penumpang yang hendak menuju bandara akan dijemput di titik tertentu yang berada di kota. Begitupun penumpang yang baru tiba akan langsung diantar dari bandara menuju kota.
Tingginya antusias penumpang membuat pihak bandara dan maskapai berencana menambah waktu penerbangan menjadi 5 hari, yaitu pada hari jumat.
"Saya yakin kalau perkembangan masyarakat di sini lebih cepat saya rasa pasar akan meningkat akan dibuat seminggu 7 kali tiap hari. Terus berkembang karena pasar kan berkembang, kalau memang banyak permintaan ya otomatis nanti akan tambah frekuensi jadi maskapai tuh akan melihat sesuai pasar." kata dia
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3932051/cerita-pentingnya-bandara-kufar-bagi-warga-seramBagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Pentingnya Bandara Kufar Bagi Warga Seram"
Post a Comment