KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus dana asing yang terus masuk ke pasar obligasi domestik membuat kinerja reksadana berbasis obligasi negara khususnya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk jadi ikut terangkat.
Reksadana Syariah Victoria Obligasi Negara Syariah milik Victoria Manajemen Investasi menjadi salah satu reksadana pendapatan tetap yang turut mencetak kinerja positif. Berdasarkan data Infovesta Utama, per Selasa (12/3), kinerja reksadana ini tumbuh 3,47% dalam satu tahun terakhir. Di periode yang sama rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index hanya naik 0,63%.
Putu Wahyu Suryawan, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi mengatakan kinerja reksadana ini terdorong naik karena kondisi pasar obligasi domestik cukup positif dan telah rebound sejak September 2018. Selain itu, arus dana asing ke pasar obligasi domestik juga terjadi sejak September lalu.
Di tengah kondisi pasar obligasi yang positif, Putu mengatakan fokus mengelola reksadana ini dengan memilih obligasi syariah bertenor menengah dan panjang. Alasannya, agar ketika rebound kembali, maka akselerasi kinerja yang lebih tinggi dibanding benchmark bisa reksadana ini raih.
Namun, strategi pengelolaan belakangan ini, Putu fokuskan dengan condong memilih SBSN dengan tenor pendek dan menengah karena kondisi pasar obligasi sudah cukup rebound berdasarkan pengamatan Putu.
Berdasarkan fund fact sheet per Januari 2019, reksadana ini mengalokasikan portofolio pada obligasi negara syariah sebesar 90,11% dan instrumen pasar uang sebesar 9,89%. Sementara kepemilikan efek terbesar jatuh pada SBSN seri PBS014 dan PBS017.
Ke depan, Putu optimis kinerja pasar keuangan di tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu. "Pertumbuhan ekonomi di tahun lalu cukup solid di level 5,17% dan inflasi terjaga di level rendah 3,13%, cadangan devisa masih relatif tinggi di level US$ 120,1 miliar dan rupiah terjaga di Rp 14.00 per dollar AS, kami perkirakan data ekonomi terjadi mampu menjdi iklim investasi yang positif di tahun ini," kata Putu, Rabu (20/2).
Per Januari 2019 jumlah dana kelolaan reksadana ini mencapai Rp 60,5 miliar. Putu menargetkan dana kelolaan reksadana ini di akhir tahun bisa menjadi Rp 100 miliar.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kinerja rekasadana pendapatan tetap syariah bisa tetap berkinerja tinggi karena pergerakan harga obligasi tidak terlalu volatil seperti reksadana dengan aset obligasi konvensional.
"Kebanyakan obligasi syariah dipegang hingga jatuh tempo, jadi dari sisi harga tidak ikut turun dalam seperti obligasi konvensioanl, kinerja pun bisa tetap stabil," kata Wawan.
Wawan memproyeksikan kinerja reksadana pendapatan tetap syariah bisa di atas kinerja reksadana pendapatan tetap konvensional atau diatas 6% hingga akhir tahun ini. "Pemerintah biasanya memberi insentif kupon yang lebih tinggi terhadap obligasi syariah jadi kinerja bisa sedikit lebihtinggi," kata Wawan.
Di tahun ini Victoria MI memutuskan belum akan mengeluarkan produk reksadana open end baru. "Kami hanya akan fokus mengembangkan dana kelolaan dari produk yang sudah ada," kata Putu.
Sekedar informasi, dana kelolaan Victoria MI per Januari 2019 mencapai Rp 2,67 triliun. Putu menargetkan dana kelolaan Victoria MI bisa mencapai Rp 3,5 triliun di akhir tahun 2019.
Editor: Wahyu Rahmawati
Editor: Wahyu Rahmawati
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Reksadana Victoria Obligasi Negara Syariah stabil berkinerja di atas rata-rata"
Post a Comment