Liputan6.com, New York - Harga minyak berjangka menguat dua persen seiring persediaan minyak mentah AS secara tak terduga turun.
Selain itu, ada perkiraan pertumbuhan pasokan minyak mentah dari produsen utama yang direvisi lebih rendah.
Pemadaman listrik yang meluas di Venezuela telah menghentikan ekspor minyak mentah dari negara anggota OPEC yang alami pengurangan pengiriman dari sanksi AS. Hal itu membantu memperketat pasar.
Harga minyak berjangka Brent naik 88 sen atau 1,32 persen ke posisi USD 67,55 per barel. Harga minyak berjangka AS naik USD 1,39 atau 2,44 persen ke posisi USD 58,26 per barel. Harga minyak itu mencapai level tertinggi sejak pertengahan November.
Adapun stok minyak mentah AS turun pada pekan lalu karena kilang meningkatkan hasil. Hal itu berdasarkan pernyataan the Energy Information Administration (EIA). Persediaan minyak mentah turun 3,9 juta barel pada pekan lalu dibandingkan harapan analis kenaikan 2,7 juta barel.
"Dengan penyuling mulai perlahan keluar dari perawatan, pemangkasan OPEC mulai menendang, dan pasokan Venezuela, Anda mungkin sekarang melihat lebih banyak keseimbangan dalam beberapa minggu mendatang. Ini terlihat sangat mendukung ketika kilang keluar dari perawatan," ujar Phil Flynn, Analis Price Futures Group, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (14/3/2019).
Data EIA lainnya menunjukkan produksi minyak mentah AS turun dari rekor tertinggi. Produksi minyak mentah turun 100 ribu barel per hari menjadi 12 juta barel per hari pada pekan lalu.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3916392/persediaan-as-turun-picu-harga-minyak-melonjakBagikan Berita Ini
0 Response to "Persediaan AS Turun Picu Harga Minyak Melonjak"
Post a Comment