Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong kinerja industri manufaktur, berorientasi ekspor guna memperkuat struktur perekonomian nasional saat ini. Sebab, produk pengolahan nonmigas menjadi penopang dalam perolehan nilai ekspor Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi ke depannya berbasis pada pertumbuhan industri. "Sebab itu pemerintah sedang mencarikan formulanya untuk semakin meningkatkan ekspor," kata Airlangga, di Jakarta, Sabtu 2 Maret 2019.
Di tengah kondisi perlambatan ekonomi di tingkat global, Kemenperin optimistis memasang target pertumbuhan industri nonmigas sebesar 5,4 persen pada 2019.
Adapun sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi, di antaranya industri makanan dan minuman 9,86 persen, permesinan 7. persen, tekstil dan pakaian jadi 5,61 persen, serta kulit barang dari kulit dan alas kaki 5,40 persen.
Menperin Airlangga menjelaskan, dalam upaya mendongkrak ekspor dari sektor industri, perlu diperhatikan tingkat utilisasi. Oleh karenanya, langkah strategis yang dipacu antara lain melalui penambahan investasi dan ekspansi. Ini juga akan membawa dampak pada penyerapan tenaga kerja dan hilirisasi.
"Kalau kita lihat, 80 persen impor besar Indonesia adalah bahan baku penolong. Artinya, ini adalah untuk menunjang produktivitas sektor industri. Sisanya capital goods. Tetapi menariknya, ekspor capital goods kita juga meningkat. Ini menandakan kemampuan industri kita sudah kompetitif di kancah global," paparnya.
Pada 2018, ekspor nonmigas mencapai USD 162,65 miliar atau naik 6,25 persen dibanding perolehan tahun 2017 sebesar USD153,03 miliar. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas tahun ini sebesar 7-9 persen.
"Industri konsisten memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB nasional. Salah satunya terlihat dari capaian ekspor, di mana tahun lalu menyumbang sebesar 72,25 persen. Maka ini yang harus kita dorong terus," ungkap Airlangga.
Adapun lima sektor manufaktur yang pertumbuhannya di atas lima persen dan memiliki catatan kinerja ekspor gemilang di tahun 2018, yakni industri makanan dan minuman yang nilai ekspornya mencapai USD29,91 miliar, disusul industri tekstil dan pakaian jadi sebesar USD13,27 miliar, serta industri logam dasar USD15,46 miliar.
Selanjutnya, industri karet, barang dari karet dan plastik menembus hingga USD 7,57 miliar, serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki di angka USD 5,69 miliar.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3915236/pemerintah-cari-cara-genjot-ekspor-produk-olahan-pertanianBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Cari Cara Genjot Ekspor Produk Olahan Pertanian"
Post a Comment