Namun, apakah dana desa ini sudah menjadi obat mujarab dalam mengurangi pengangguran di desa?
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto mengatakan dari sekitar 124 juta tenaga kerja saat ini, sebanyak hampir 60% bekerja di sektor informal. Mereka, kata Eko, banyak bekerja di sektor pertanian hingga dagang dan jasa.
Sementara dari sisi lokasi, jumlah pengangguran saat ini lebih banyak berada di wilayah perkotaan dibanding pedesaan. Walau begitu, jumlah pengangguran di pedesaan justru mengalami kenaikan.
Karena itu, menurut Eko, dana desa yang telah digelontorkan pemerintah belum bisa banyak mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
"Ternyata pengangguran 2015-2016 itu turun di desa. Tapi 2017-2018 meningkat. Ada dana desa yang meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat pengangguran di desa naik, dana desa belum jadi obat mujarab," katanya.
Tercatat, anggaran dana desa selama 5 tahun atau sejak 2015 hingga 2019 mencapai Rp 257 triliun. Total anggaran dana desa sebesar Rp 257 triliun selama 5 tahun tidak pernah mengalami penurunan setiap tahunnya.
Dari Rp 20,67 triliun pada 2015 meningkat menjadi Rp 46,98 triliun pada 2016, lalu sebesar Rp 60 triliun pada 2017 dan 2018 sebesar Rp 60 triliun dan tahun 2019 sebesar Rp 70 triliun.
(fdl/eds) https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4467412/dana-desa-tak-cukup-ampuh-tekan-pengangguran-di-kampungBagikan Berita Ini
0 Response to "Dana Desa Tak Cukup Ampuh Tekan Pengangguran di Kampung - detikFinance"
Post a Comment